Seperti dilansir BBC.com (6/10), ledakan itu terjadi sekitar 3,5 juta tahun yang lalu. Tim peneliti yang terdiri dari para astronot itu juga mengatakan bahwa apa yang disebut suar Sifter telah dimulai di dekat lubang hitam super besar di pusat galaksi. 

 

Dampaknya terasa hingga 200.000 tahun cahaya. Penemuan bahwa pusat Bima Sakti lebih dinamis daripada yang diperkirakan sebelumnya dapat mengarahkan penelitian lainnya untuk menafsir ulang bagaimana evolusi galaksi ini. "Hasil ini secara dramatis mengubah pemahaman kita tentang Bima Sakti," kata salah satu peneliti dari University of Sydney Magma Guglielmo. 

 

"Kami selalu berpikir tentang Galaksi ini sebagai galaksi yang tidak aktif, dengan pusat yang tidak begitu cerah," tambahnya. Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Joss Bland-Hawthorn dari Australia menggunakan data yang dikumpulkan oleh Hubble Space Telescope untuk menghitung kapan ledakan besar radiasi energi tinggi itu terjadi.