Home Internasional Korut Ragu AS Sepakat Kembali Bahas Denuklirisasi

Korut Ragu AS Sepakat Kembali Bahas Denuklirisasi

Pyongyang, Gatra.com - Korea Utara (Korut) menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) akan membawa rencana alternatif untuk perundingan nuklir setelah gagalnya pertemuan yang diusulkan Swedia.

Kementerian Luar Negeri AS menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima undangan Swedia untuk kembali berdiskusi lebih lanjut dengan Pyongyang dalam dua pekan. Namun, pembicaraan tingkat kerja antara utusan AS dan Korea Utara (Korut) telah dibatalkan pada hari Sabtu (5/10).

Korut mengatakan bahwa keputusan terkait perundingan kembali denuklirisasi ada di pihak AS. Pyongyang hanya menunggu sampai akhir tahun bagi AS untuk mengambil keputusan.

"Kami tidak memiliki niat untuk mengadakan negosiasi yang memuakkan seperti ini. Sebelum AS mengambil langkah substansial untuk melakukan penarikan penuh kebijakan permusuhan terhadap DPRK," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korut, dikutip dari kantor berita KCNA, Minggu (6/10).

Sementara itu, Mantan Pejabat Kementerian Luar Negeri AS, Mintaro Oba, menilai bahwa masih tidak jelas apakah Korut akan kembali ke perundingan. Namun, Pyongyang dapat menggunakan strategi peluncuran rudal untuk bernegosiasi dan mendapatkan konsesi sebagai keuntungan tambahan dalam perundingan denuklirisasi.

"Mereka ingin menciptakan kesan bahwa penyebab kebuntuan itu adalah tidak fleksibelnya pihak AS untuk kembali dengan posisi negosiasi yang lebih menguntungkan atau akhirnya memaksa Presiden Trump untuk terlibat dalam pertemuan puncak itu. Tingkat untuk menjaga diplomasi tetap hidup," katanya.

Seorang pengamat dari King's College London, Profesor Ramon Pacheco Pardo, menilai bahwa Korut kemungkinan akan menegosiasikan sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS. Menurutnya, Kim Jong Un perlu menunjukkan ia memenangkan keuntungan materi dari Washington.

"Dari perspektif Pyongyang, hal itu akan menunjukkan bahwa AS serius dengan proses denuklirisasi," katanya.

Menurut Pardo, bagian yang paling terlihat dan paling lama berjalan dari program nuklir Korut adalah penutupan kompleks nuklir Yongbyon. Para pejabat Korea Selatan telah mendesak Washington untuk mendesak penutupan Yongbyon dengan imbalan mencabut setidaknya beberapa sanksi.

Hal tersebut diyakini dapat menjadi langkah awal dalam membatasi kemampuan Korut untuk membangun lebih banyak senjata nuklir. Namun, beberapa pengamat mempertanyakan seberapa bermanfaat Yongbyon.

63