Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Fachmi Idris, menyampaikan, seharusnya masyarakat dapat membayar kenaikan iuran yang berkisar antara Rp2.000 hingga Rp5.000 per hari. Pasalnya, di antara masyarakat terbukti dapat membeli rokok seharga Rp8.000 per hari.

"Kenaikan iuran BPJS ini di kelas pertama berkisar Rp5.000 per hari, kelas dua sebesar Rp3.000 per hari, dan kelas ketiga tidak sampai Rp2.000 per hari. Masyarakat pasti bisa membayar ini bahkan di antara mereka ada yang sanggup beli rokok Rp8.000/ per hari," katanya saat ditemui dalam acara Forum Merdeka Barat (FMB) tentang Tarif Iuran BPJS di Kominfo, Jakarta Pusat, Senin (7/10).

Menurutnya, iuran BPJS Kesehatan ini adalah investasi untuk pemiliknya. Ia juga mengatakan, kenaikan iuran BPJS Kesehatan telah menggunakan konsep ability to pay sehingga tidak akan memberatkan masyarakat.

Bila berbicara manfaat, ia mengatakan, telah banyak keuntungan yang diberikan melalui penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ia menyatakan, manfaat tersebut telah dirasakan oleh ratusan juta masyarakat yang menjadi peserta.

"Manfaat paling terasa adalah pengobatan yang mahal dan bersifat seumur hidup seperti cuci darah, pengobatan kanker, talasemia, hemofilia, dan jantung. Tak hanya itu, program ini juga menyejahterakan dengan tingkatkan pendapatan dan produktivitas," ujarnya.