Home Ekonomi APINDO Fasilitasi Kerja Sama EBT RI-Swedia

APINDO Fasilitasi Kerja Sama EBT RI-Swedia

Jakarta, Gatra.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) melalui Pusat Kerja Sama Strategis Internasional (ISPC) memfasilitasi kerja sama antara pengusaha Swedia dan Indonesia dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam forum bisnis yang diadakan di Jakarta, Selasa (8/10). Forum ini adalah yang kedua kalinya setelah sebelumnya diadakan pada 10 April silam.

"Bagaimana kita memanfaatkan peluang yang ada antara sweden dan Indonesia dalam hal renewable energy [EBT]," ungkap Sekretaris Jenderal APINDO, Eddy Hussy.

Eddy mengungkapkan, forum tersebut merupakan upaya pihaknya untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan energi murah dan berkelanjutan. Ia menambahkan, saat ini perusahaan-perusahaan tersebut masih dalam tahap penjajakan.

"Swedia ini sudah gunakan 50% energinya renewable. Ini yang bisa kita pelajari agar lebih sehat dari sisi global sistem ekosistem dan pembiayaanya lebih murah," ungkapnya.

Sementara itu, Managing Partner ISPC, Mira Maulida, mengatakan, pihaknya memfasilitasi pertemuan bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan Swedia hingga terjadi kesepakatan. Ia mengungkapkan, proses penyesuaian (adjusment) sudah dilakukan sejak Januari lalu. 

Mira menjelaskan, ada sebanyak 9 peruasahaan yang tertarik menjajaki bisnisnya di Swedia dalam forum kali ini. "Sembilan perusahaan udah semua temukan partner," ujarnya. 

Perusahaan Swedia yang bergabung banyak bergerak dalam efisiensi energi seperti sistem pendingan ruangan dan kulkas, pemanas, jaringan dan transmisi listrik, serta penyaring limbah. Terkait pengembangan EBT, didominasi oleh perusahaan sel surya (solar cell) yang menjadi salah satu teknologi EBT unggulan yang ditawarkan oleh Swedia.

Komisioner Dagang Untuk Indonesia Business Sweden, Erik Odar, melihat pasar energi Indonesia sedang bertumbuh, termasuk dalam hal energi terbarukan. Apalagi Indonesia menargetkan pemenuhan 23% sumber energinya dari EBT pada tahun 2025. Pada tahun 2018, angkanya masih 8,6%.

"Perusahaan-perusahaan Swedia memiliki teknologi dan cara untuk membantu perjalan [pengembangan energi] Indonesia ke depan," ujarnya.

163