Home Ekonomi Sekjen Kemenperin Paparkan 5 Sektor Industri Skala Prioritas

Sekjen Kemenperin Paparkan 5 Sektor Industri Skala Prioritas

Padang, Gatra.com - Sekertaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Sekjen Kemenperin), Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, lima sektor industri yang menjadi fokus pemerintah saat ini mampu memberikan kontribusi signfikan pada Produk Domestik Bruto (PDB). Diharapkan, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat dengan cepat.

Sigit mengatakan, dalam lima tahun terakhir, sektor indsutri makanan dan minuman tumbuh di angka 8-9%. Bahkan, upaya peningkatan sektor ini akan lebih besar dan diprediksikan pertumbuhannya bisa mencapai dua digit.

"Makanan dan minuman memiliki nilai tambah paling tinggi. Karena sebagian besar bahan bakunya berasal dari dalam negeri," katanya dalam Workshop Pendalaman Kebijakan Industri dengan Wartawan di Padang, Selasa (8/10).

Sigit menyebut industri makanan dan minuman ini sangat berpengaruh dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Apalagi, sektor industri ini didominasi oleh Industri Kecil dan Menengah (IKM), sehingga bisa mewujudkan ekonomi yang inklusif.

"Tidak hanya men-triger pertumbuhan paling tinggi, tetapi juga menyerap tenaga kerja paling besar di sektor industri," ujar Sigit.

Di sektor industri kimia, lanjut Sigit, pemerintah terus menggencarkan investasi guna memperkuat struktur manufaktur dalam negeri. Sejak tahun 1998 lalu, belum ada investasi besar dalam industri petrokimia.

"Padahal, produksi dari sektor tersebut banyak dibutuhkan untuk memasok kebutuhan bagi sektor lainnya,” ujar Sigit.

Sgit mengatakan, dengan memprioritaskan pengembangan industri kimia ini, diharapkan dapat mensubtitusi bahan baku impor. Sehingga, defisit neraca perdagangan dapat ditekan hingga ke titik terendah.

"Karena itu, investasi-investasi yang sedang kita upayakan masuk, industrinya sudah mengaplikasikan teknologi industri 4.0, yang tentunya bisa meningkatkan produktivitas secara efisien,” katanya.

Sigit menambahkan, industri tekstil dan pakaian juga menjadi perhatian karena merupakan struktur manufaktur tertua di Indonesia. Meski sektor ini sedikit kalah bersaing dengan negara lain lantaran lambatnya restrukturisasi mesin industri.

"Pemerintah sekarang mendorong bagaimana industri tengah atau hulu bisa dimodernisasi agar mampu mengejar kapasitas dibandingkan dengan negara-negara lain yang lebih maju. Tentunya peran industri 4.0 ini cukup penting dalam industri tekstil dan produk-produk tekstil," jelasnya.

Adapun di sektor industri elektronik, kata Sigit, masih memerlukan investasi yang cukup besar di sektor hulu. Investasi ini diharapkan mampu memasok kebutuhan bahan baku elektronik bagi sektor industri lain.

Sedangkan kinerja sektor industri otomotif kata Sigit, mulai bergerak naik signifikan dibanding 20 tahun lalu. Perkembangan ini seiring peningkatan investasi di dalam negeri, di mana sejumlah produsen global menjadikan Indonesia sebagai basis produksinya untuk mengisi pasar ekspor. 

“Saat ini perkembangan teknologinya pun terus berkembang, seperti pada pengaruh mesinnya terhadap lingkungan. Pengembangan kendaraan listrik menjadi prioritas ke depannya. Jadi, nanti ada aturan mengenai PPnBM yang didasarkan pada emisi yang dikeluarkan. Kalau emisinya rendah, PPnBM-nya akan rendah,” jelasnya.

376

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR