Home Ekonomi Dirikan Perusahaan Mirip Petral, Pertamina Dianggap Blunder

Dirikan Perusahaan Mirip Petral, Pertamina Dianggap Blunder

Jakarta, Gatra.com – Setelah Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) milik PT Pertamina (Persero) ditutup, belakangan Pertamina kembali mendirikan anak perusahaan trading arm di Singapura. Namanya Pertamina International Marketing and Distribution (PIMD).

Menurut Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, pembukaan kembali trading arm pemasaran di Singapura adalah kebijakan blunder. Karena dapat menjadi sarang mafia migas.

Fahmy meyakini, praktik pemburuan rente ala Petral di PIMD pasti akan terulang kembali. Khususnya dalam pengadaan impor LPG, yang masih dibutuhkan di pasar dalam negeri dalam jumlah yang besar.

“PIMD hanya akan melakukan impor LPG, yang rawan menjadi sasaran mafia migas untuk berburu rente seperti yang terjadi pada Petral,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Gatra.com, (08/10).

Fahmy memperingatkan, jika PIMD sampai dimanfaatkan mafia migas untuk memburu rente, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya ke depan. Pasalnya PIMD yang berkedudukan di Singapura, berada di luar teritorial Indonesia. “Sehingga tidak terjangkau dan tersentuh oleh KPK,” ujarnya.

Wajar, kata Fahmy, jika KPK baru menetapkan Direktur Utama Petral sebagai tersangka suap pengadaan crude, setelah 4 tahun melakukan penyidikan dan penyelidikan. “ Petral hanya digunakan oleh mafia migas dalam memburu rente,” kata mantan anggota Tim Anti Mafia Migas ini.

Menurut Fahmy, Petral dulunya juga persis seperti PIMD. Pertamina awalnya mendirikan Petral untuk menjual minyak mentah di pasar internasional saat Indonesia masih sebagai negara eksportir minyak.

Karena sudah tidak menjadi eksportir, Petral menjadi trading arm, mengimpor minyak mentah untuk kilang Indonesia dan impor BBM untuk kebutuhan dalam negeri. Naasnya, Petral menjadi sarang pemburu rente. “Makanya Tim Anti Mafia Migas merekomendasikan untuk menutup Petral,” katanya.


Editor: Hendry Roris Sianturi