Home Milenial Tak Tambah Wahana, Wisata Bukit Hud Benahi Sarana Ibadah

Tak Tambah Wahana, Wisata Bukit Hud Benahi Sarana Ibadah

Kebumen, Gatra.com – Pengelola Obyek Wisata Bukit Hud, Karangbolong, Kebumen, Jawa Tengah memutuskan untuk tak menambah wahana wisata pada semeseter kedua 2019 ini. Pengelola lebih fokus membenahi sarana ibadah.

Di luar itu, pengelola juga membenahi fasilitas penunjang lainnya, seperti infrastruktur jalan, lampu penerangan dan lahan parkir. Langkah itu dilakukan agar tempat wisata ini lebih inklusif, atau ramah wisatawan. Terlebih, kini Bukit Hud beroperasi 24 jam. “Tahun ini kami memang tidak menambah wahana baru. Kami membangun Musala dan meningkatkan fasilitas penunjang,” kata pengelola Bukit Hud, Anasir.

Dia mengatakan, fasilitas penunjang merupakan bagian penting dari layanan sebuah tempat wisata. Hal itu termasuk sarana peribadatan agar mempermudah wisatawan yang hendak melakukan ibadah. Tentu saja, pembangunan fasilitas ibadah itu juga ditopang dengan fasilitas lainnya, seperti tempat berwudlu.

Diketahui, Bukit Hud menjadi salah satu destinasi wisata yang semakin diperhitungkan di pantai selatan, terutama di Kebumen. Bukit Hud menyajikan landscape yang unik dan barangkali menjadi satu di antara sedikit objek wisata yang menggabungkan dua pemandangan yang kontras. “Andalan kami adalah lanscape perbukitan di sisi utara dan lautan lepas di sisi selatan. Jadi pemandangan yang kontras,” ucapnya.

Dari bukit ini, wisatawan dapat melihat luasnya Samudera Hindia tanpa penghalang. Angin yang bertiup dari tengah samudera menyegarkan tubuh. Apalagi, jika dinikmati dengan kelapa muda sembari menikmati birunya samudera dan ombak-ombak yang berkerjaran.

Beberapa waktu ini, Bukit Hud menjadi destinasi yang ramai didatangi pelancong. Mereka tertantang berfoto di ketinggian gardu pandang di tebing karang yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Anasir mengatakan puncak kunjungan secara rutin terjadi tiap akhir pekan. Pada hari-hari biasa, angka kunjungan berkisar 100 orang. Adapun pada akhir pekan, kunjungan bisa meningkat tiga hingga lima kali lipat. Pun pada libur panjang. “Dibandingkan dengan hari-hari biasa memang ada kenaikan yang drastis pengunjung kalau saat libur,” katanya, beberapa waktu lalu.

Selain akhir pekan, kata dia, kunjungan juga akan naik jika libur panjang. Pengunjung Bukit Hud, kebanyakan memang remaja dan pelajar. Meski semakin populer, harga tiket masuk ke Bukit Hud sangat murah, yakni Rp 5.000 per orang ditambah Rp 2.000 untuk ongkos parkir kendaraan. Di area Bukit Hud, pengunjung bisa memilih fasilitas yang hendak dinikmati.

Di Bukit Hud, pengunjung juga menemukan satu wahana yang disebut sebagai Gerbang Cinta. Beda dengan spot kupu-kupu yang mengkominasikan perbukitan dengan lautan, Gerbang Cinta berlatar alam pedesaan.

“Kami ingin menyajikan latar swafoto atau selfie maupun welfie berlatar pegunungan dan pedesaan. Latar selfie itu tentu beda dengan beberapa tempat selfie lain di Bukit Hud yang berlatar lautan lepas,” jelasnya.

Anasir menerangkan, Bukit Hud juga memiliki camping ground atau perkemahan yang biasa dimanfaatkan turis untuk berakhir pekan. Pengunjung bisa membawa tenda sendiri mapun menyewa dari pengelola. “Objek wisata ini buka 24 jam, karena biasanya ada yang camp juga di bukit ini,” Anasir menerangkan.

Di malam hari, turis bisa menyalakan api unggun dan membakar ikan laut, atau hanya sekadar menikmati jagung bakar di sejumlah gardu pandang yang ada di Bukit Hud, sembari menikmati pemandangan malam laut.

1074