Home Teknologi PLN Targetkan Piko Hidro Akan Merata di Papua

PLN Targetkan Piko Hidro Akan Merata di Papua

Jakarta, Gatra.com- Dibandingkan 32 provinsi lain yang ada di Indonesia, rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat masih tertinggal. Sesuai data yang dipaparkan Direktur Bina Program Kelistrikan KESDM Jisman S, untuk mencapai Rasio Desa Berlistrik (RDB) 100% di Provinsi Papua dan Papua Barat pada 2020 nanti, masih ada 414 desa dengan 78.000 rumah yang harus dilistriki.

PLN berencana melistriki 1.724 desa di Papua. Dengan demikian, target besarnya pada akhir 2020 rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,9%. Untuk mewujudkan rencana besar tersebut, Kepala Divisi Konstruksi Regional Maluku dan Papua PT PLN (Persero) Robert Aprianto Purba mengatakan, langkah awal dengan merancang survei untuk memetakan sistem kelistrikan yang tepat. Menurutnya, pedesaan Papua yang memiliki bentang alam yang sangat beragam, sehingga harus disesuaikan. 

Ia memaparkan, salah satu solusinya dengan menerapkan aliran listrik piko hidro, yakni pembangkit listrik tenaga air berkapasitas sangat kecil, yakni 1-100 KWH. Jauh di bawah cara kerjanya, air yang telah dibendung dialirkan ke dalam bak penampung yang berisi turbin sehingga aliran air akan memutar turbin tersebut. Selanjutnya turbin akan memutar generator yang pada akhirnya menghasilkan listrik.

Salah satu desa pertama yang dilistriki piko hidro yakni Kampung Kwaedamban, Distrik Borneo, Pegunungan Bintang. Menurutnya, keunggulan teknologi pembangkit listrik tenaga piko hidro yakni cocok digunakan di daerah terpencil. 

“Piko Hidro hanya butuh ketinggian air 1-3 meter dan debit 30 liter per detik. Jadi cocok digunakan di daerah terpencil,” ucap Robert melalui rilis yang diterima Gatra.com, Senin (14/10). 

Ia mengatakan, biaya investasinya tergolong murah sekitar Rp30 juta per unit dengan biaya pemeliharaan yang minimum dan tidak memerlukan biaya bahan bakar.

“Piko Hidro ini pun mudah dirakit dan dioperasikan serta bisa beroperasi selama 24 jam sesuai dengan debit air. Teknologi ini membuatnya cocok untuk diterapkan di daerah terpencil yang memiliki debit air yang sesuai,” katanya. 

Saat ini, PLTPH berdaya 1 KWH yang memanfaatkan aliran air sungai Wapra itu, telah menjangkau 37 rumah di Kwaedamban. “Itulah manfaat dari survei Ekspedisi Papua Terang, memetakan sumber pembangkit yang cocok untuk setiap desa di Papua. Dengan demikian pembangkit yang kami bangun bisa sesuai dengan karakteristik alam setempat sehingga diharapkan dapat bertahan dalam jangka panjang,” pungkas Robert.

127