Home Internasional Jepang Turunkan 110.000 Penyelamat Pasca Topan Hagibis

Jepang Turunkan 110.000 Penyelamat Pasca Topan Hagibis

Tokyo, Gatra.com - Lebih dari 110.000 orang mengambil bagian dalam operasi pencarian dan penyelamatan setelah Topan Hagibis melanda Jepang pada hari Sabtu (12/10). Ini merupakan badai terburuk yang melanda negeri sakura dalam beberapa dekade.

Badai ini telah menewaskan setidaknya 40 orang dan membuat 16 orang hilang. Topan Hagibis juga menyebabkan pembatalan tiga pertandingan Piala Dunia Rugby, tetapi pertandingan antara Jepang dan Skotlandia tetap berjalan. Diketahui, Jepang menang 28-21 dan mencapai perempat final untuk pertama kalinya.

Setelah itu, pelatih tim nasional Jamie Joseph memberi penghormatan kepada mereka yang terkena dampak. "Bagi semua orang yang menderita akibat topan, permainan ini untuk kalian. Kerumunan sangat besar hari ini lebih dari sekedar permainan," katanya yang dilansir dari BBC News, Senin (14/10).

Topan tersebut telah meninggalkan jejak kehancuran. Ribuan petugas polisi, pemadam kebakaran, penjaga pantai dan militer bekerja untuk menjangkau mereka yang terjebak oleh tanah longsor dan banjir.

Bencana alam itu menghancurkan delapan prefektur di seluruh Jepang, dengan kecepatan angin hingga 225 km / jam (140 mph). Di prefektur tengah Nagano, sekelompok penyelamat yang memakai snorkel dan kacamata mulai mencari korban di air setinggi pinggang.

Ada banyak hal luar biasa tentang topan Hagibis ini. Salah satunya adalah, bahwa Tokyo adalah kota yang termasuk menerima serangan langsung dari badai terbesar dalam setengah abad tersebut namun sebagian besar bertahan hidup tanpa cedera. Itu adalah bukti sistem pengendalian banjir Tokyo yang luar biasa.

Yang kedua, luasan daerah yang terkena hempasan Topan Hagibis luar biasa besa, kalau dihitung bisa seluas wilayah Inggris Raya. Topan ini juga datang sangat terlambat di musim ini. Musim topan Jepang biasanya berlangsung dari Juli hingga September. Namun, durasi terjadinya semakin lama dan badai semakin besar. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2015 menemukan, bahwa sejak akhir tahun 1970-an topan yang menghantam garis pantai Asia Timur telah menjadi sekitar 15% lebih kuat dan jumlah topan super telah berlipat ganda.

Lebih dari tujuh juta orang didesak untuk meninggalkan rumah mereka di puncak badai, tetapi diperkirakan hanya 50.000 yang tinggal di tempat penampungan. Di Nagano, tanggul di sepanjang sungai Chikuma mengirimkan air banjir ke daerah perumahan. Baru bulan lalu Topan Faxai mendatangkan malapetaka di beberapa bagian Jepang, merusak 30.000 rumah, yang sebagian besar belum diperbaiki.

90