Tokyo, Gatra.com - Jumlah korban tewas bencana angin topan yang melanda Jepang bertambah menjadi 58 orang. Tim penyelamat terus mencari korban yang tertimbun lumpur dan puing-puing. Dua hari lalu, Minggu (13/10), hujan deras dan angin kencang seperti tornado menghantam sebagian besar Jepang, saat negara itu mengalami badai terburuk selama 60 tahun. Mata angin Topan Hagibis mendarat sebelum 19:00 waktu setempat (10:00 GMT), di Semenanjung Izu, barat daya Tokyo.

Bencana tersebut telah mengakibatkan sekitar 138 ribu rumah tak memiliki akses air bersih dan 24 ribu rumah kekurangan listrik. Jumlah korban terbanyak ditemukan  di prefektur Fukushima, yaitu 18 orang tewas.

Ribuan polisi, petugas pemadam kebakaran, dan personel militer terus mencari orang-orang yang mungkin terputus hilang terbawa arus banjir dan tanah longsor yang diakibatkan oleh badai. Pemerintah berharap korban hilang dapat ditemukan hidup-hidup.

Seorang korban yang masih hidup menceritakan bagaimana air naik dengan cepat hingga setinggi dada dalam waktu satu jam. Kondisi seperti itu membuatnya sulit untuk melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi. "Saya tidak percaya, airnya naik begitu cepat," katanya kepada media pemerintah Jepang, NHK.

Meskipun intensitas hujan diperkirakan akan berkurang pada hari ini, Selasa (15/10), suhu lingkungan cenderung menurun di beberapa wilayah bagian Jepang sehingga menyebabkan cuaca mulai berubah dingin.