Home Kesehatan Perokok Elektrik Dewasa Lebih Mudah Berhenti Merokok

Perokok Elektrik Dewasa Lebih Mudah Berhenti Merokok

Jakarta, Gatra.com- Para perokok dewasa yang menggunakan rokok elektrik memiliki tingkat keberhasilan menurunkan intensitas merokok serta peluang untuk berhenti sepenuhnya satu setengah kali lebih tinggi.

Melalui rilis yang diterima Gatra.com, Selasa (5/10), hasil penelitian ini dipublikasikan oleh jurnal medis terkemuka JAMA Internal Medicine. Penelitian tersebut meninjau lebih dari 5.000 perokok setiap hari selama rata-rata dua tahun di Perancis. Temuan ini disebut dapat memicu diskusi tentang manfaat rokok elektrik dan bagaimana rokok elektrik bisa membantu perokok dewasa berhenti dari rokok konvensional.

Temuan lain dari penelitian tersebut mencatat bahwa meskipun perokok dapat berhasil berhenti merokok dengan bantuan rokok elektrik, mereka tetap memerlukan dukungan yang berkelanjutan dari para tenaga profesional kesehatan untuk mencegah kecanduan dalam jangka panjang.

Riset dari JAMA Internal Medicine telah memberikan perspektif baru tentang perlunya kesadaran akan peran produk alternatif terhadap kesehatan.

"Ini mengarahkan kami untuk menyimpulkan perlunya dukungan dan dorongan yang terus-menerus dari pihak lain, termasuk para ahli kesehatan, untuk memantau perkembangan upaya seorang perokok untuk berhenti," ucap Dr. dr. Rosa Christiana Ginting, Betr.med, MHP, HIA, AAK, Pakar Kesehatan Publik dan Ketua Persatuan Ahli Jaminan Kesehatan Indonesia (PAMJAKI).

Pada 2012,The American Cancer Society (ACS) menyatakan, berdasarkan bukti yang tersedia, rokok elektrik dianggap lebih rendah bahayanya dibandingkan rokok konvensional.

Ia mengatakan, ACS juga berkomitmen untuk memonitor dan mempelajari bukti-bukti ilmiah tentang efek dari semua produk tembakau, termasuk rokok elektrik dan produk baru yang berasal dari tembakau. Selain itu, Public Health England, lembaga kesehatan dibawah Kementerian Kesehatan Inggris juga menyimpulkan bahwa rokok elektrik 95% lebih rendah risiko dibandingkan dengan rokok konvensional.

Beberapa negara di seluruh dunia juga mengamati dampak dari rokok elektrik melalui indikator berkurangnya jumlah perokok dan penurunan penjualan rokok. Menurut laporan Santé Publique France (Public Health France), persentase perokok di Prancis telah menurun dan banyak dari mantan perokok mengaitkan keberhasilan mereka berhenti dengan penggunaan rokok elektrik.

Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa sejak kehadiran rokok elektrik di Prancis, sekitar 700.000 mantan perokok dewasa belum merokok selama lebih dari enam bulan dan yang percaya bahwa menggunakan rokok elektrik membantu mereka berhenti merokok..

Di Inggris, data terbaru mengungkapkan bahwa Inggris mengalami penurunan jumlah perokok hingga hampir 2 juta orang dibandingkan dengan jumlah pada tahun 201. Data tersebut juga menunjukkan bahwa rokok elektrik adalah alat bantu berhenti merokok yang paling populer digunakan.

Laporan “Adult Smoking Habits in the UK: 2018” yang diterbitkan oleh Public Health England dan Office of National Statistics, menunjukkan bahwa prevalensi merokok di Inggris mengalami penurunan menjadi 14,4%. Dengan 2,8 juta pengguna rokok elektrik di seluruh negaranya, rokok elektrik telah menjadi alat bantu berhenti merokok paling populer di Inggris.

"Sangat jelas bahwa merokok memiliki konsekuensi yang sangat mematikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa terdapat 1,8 juta kematian akibat kanker paru-paru secara global pada tahun 2018. Pada tahun yang sama, data Globocan menunjukkan bahwa rasio kasus tertinggi di Indonesia adalah kanker paru-paru dengan 10,9 per 100.000 kematian,"katanya.

Untuk mengatasi epidemi tembakau global ini, banyak program berhenti merokok yang telah dilakukan, namun tingkat keberhasilannya sangat kecil. WHO melaporkan bahwa 30,4 persen perokok Indonesia berusaha berhenti merokok, namun hanya 9,5 persen di antaranya yang berhasil. Angka ini berada di bawah standar global.

“Indonesia perlu memberikan alternatif untuk membantu perokok dewasa berhenti merokok serta mengurangi risiko kanker di Indonesia. Kami berharap ada penelitian ilmiah yang lebih ketat di Indonesia dan konsensus di antara komunitas medis, ilmiah, dan kesehatan masyarakat mengenai produk rokok elektrik. Semakin banyak yang dapat dilakukan untuk beralih dari rokok, maka semakin besar dampaknya pada kesehatan masyarakat,” ucap Rosa.

239