Home Internasional Pemimpin Massa Aksi di Hong Kong Diserang Dengan Palu

Pemimpin Massa Aksi di Hong Kong Diserang Dengan Palu

Kowloon, Gatra.com - Salah satu pimpinan kelompok massa pendukung demokrasi di Hong Kong dilarikan ke rumah sakit akibat penyerangan yang dilakukan kepadanya. Jimmy Sham selaku pemimpin dari Fron Pembela Hak Asasi Manusia (CHRF) Hong Kong ditemukan terbaring di jalan dengan bersimbah darah.

Menurut keterangan dari CHRF, Sham diserang oleh lima orang yang bersenjatakan palu di daerah Mong Kok tepatnya di distrik Kowloon dan mengalami cedera di bagian kepalanya. Sham masih dalam kondisi sadar saat dilarikan ke rumah sakit, dan dalam kondisi yang stabil.

Dilansir dari BBC, penyerangan tersebut merupakan kedua kalinya yang terjadi pada Sham sejak aksi protes dilakukan. CHRF mengkaitkan penyerangan tersebut pada para pendukung pemerintah, yang juga diduga sebagai pelaku kekerasan pada massa pendukung lainnya selama beberapa bulan terakhir.

“Tidak sulit untuk mencari tahu siapa dalang dibalik teror ini. Hal ini tentu menyalahi hukum yang ada dan juga hak asasi manusia,” jelas CHRF dalam sebuah pernyataan.

Jimmy Sham merupakan aktivis politik senior di Hong Kong dan dikenal juga sebagai pendukung hak asasi bagi kaum LGBT. Dalam sepak terjangnya di pemerintahan Hong Kong, Sham merupakan sosok yang menggerakan CHRF sebagai salah satu kelompok massa anti kekerasan yang telah bergerak sejak Juni lalu.

Kelompok tersebut dikabarkan sedang mengurus perizinan kepada pihak kepolisian setempat, untuk mengadakan aksi massa pada Minggu (20/10) mendatang. Namun kabarnya permintaan tersebut ditolak dan membuat beberapa massa aksi bentrok dengan kepolisian.

Sham yang saat ini masih dirawat di rumah sakit memberikan pernyataan melalui laman Facebooknya. “Penyerangan tersebut semakin membuat saya bisa menyatukan lebih banyak pihak,” ujar Sham.

Saat ini lembaga Amnesty International sedang mendesak pihak otoritas setempat untuk mengusut kasus yang menimpa Sham. “Jimmy Sham ditinggalkan bersimbah darah di jalan raya dengan cedera kepala. Dalam konteks apapun, kasus ini sangat mengejutkan dan sangat brutal,” jelas Joshua Rosenzwei selaku perwakilan dari Amnesty International.

76

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR