Home Gaya Hidup Uang Elektronik Jadi Solusi untuk Apresiasi Musisi Jalanan

Uang Elektronik Jadi Solusi untuk Apresiasi Musisi Jalanan

Yogyakarta, Gatra.com - Uang elektronik dianggap menjadi solusi baru untuk mengapresiasi karya musisi termasuk musisi jalanan. Indonesia disebut sebagai negara ketiga yang menerapkan transaksi non-tunai dari penikmat musik ke musisi.

Pendiri komunitas Institut Musisi Jalanan, Andi Malewa, menyatakan bahwa apresiasi melalui transkasi non-tunai ke musisi jalanan juga menjadi solusi atas sejumlah peraturan daerah yang tak berpihak ke musisi jalanan.

“Ada perda-perda yang melarang musisi jalanan karena dilihat estetikanya enggak enak, seperti pengemis. Larangan diterapkan tapi gagal mengklasifikasi musisi jalanan dan mereka yang berkedok musisi untuk mengemis atau jadi preman,” tutur dia di ajang “Ngamen PakeGopay” di Kota Yogyakarta, Kamis (17/10).

Dengan larangan itu, tak sedikit musisi jalanan yang terkna razia oleh aparat. Mereka dimasukkan panti sosial dan diminta melakukan kegiatan lain yang bukan minat dan bakatnya. “Mereka tidak didorong jadi musisi. Ini menjadi masalah sosial yang berulang-ulang,” ujar mantan pengamen di Jakarta yang tampil di jalanan selama 14 tahun ini.

Padahal, kata dia, sejumlah negara memberi ruang, termasuk di jalanan, bagi musisi jalanan hingga mereka tampil keren. “Di sini, seperti di Malioboro, banyak musisi menjadikan jalanan sebagai panggungnya,” kata Andi yang selama enam tahun mendampingi para musisi jalanan.

Untuk itu, IMJ antusias saat layanan uang elektronik GoPay menyediakan transaksi non-tunai lewat teknologi pindai kode QR untuk mengapresiasi musisi jalanan. Dengan layanan itu, musisi bisa menampilkan karya mereka secara bebas dan mendapat apresiasi. Sebab, mereka bisa diganjar dengan nominal tertentu saat tampil di tempat lain dan via media sosial, atau ketika penikmat musik tak membawa uang tunai.

“Layanan ini tanpa potongan dari GoPay. Jadi semua nominal apresiasi diserahkan ke musisi jalanan. Pendapatan mereka naik sampai 300 persen,” kata Senior Manager Consumer Public Relation GoPay Deviani Wulandari.

Deviani menyebut layanan ini pertama di Asia Tenggara dan ketiga di dunia setelah di kota Guangzhou, Cina, dan di Inggris. Setelah di Jakarta dan Semarang, layanan non-tunai GoPay dapat diberikan ke 100-an musisi jalanan di Yogyakarta seperti grup akustik dan angklung yang biasa tampil di Malioboro.

Musisi jalanan di program ini juga akan ditampilkan di gerai mitra dan acara GoPay. “Dengan layanan ini, musisi jalanan bisa punya tabungan dan fokus berkarya dan tampil. Tidak perlu saweran atau takut dipalak juga,” kata Deviani.

156