Jakarta, Gatra.com - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo mengatakan, keberhasilan desa wisata bisa terlihat di Desa Ponggok dan Desa Kutuh.
"Ponggok, itu hanya memanfaatkan suatu kolam renang yang tidak laku. Begitu konsepnya diubah menjadi semacam artifisial Bunaken, itu pendapatan kolam renang yang dikelola oleh BUMDES, naik dari Rp15 juta menjadi Rp6,3 miliar dengan keuntungan bersih Rp3 miliar," kata Eko di kantornya, Jakarta, Kamis (17/10).
Eko menyebutkan, modal pembangunan tempat wisata ini berasal dari dana desa. Saat ini, pajak yang dibayarkan Desa Ponggok lebih besar dari dana desa yang diterima. Bahkan, keuntungan yang diperoleh Desa Ponggok kembali digunakan untuk pembangunan homestay. Hal ini dilakukan guna keberlangsungan tempat wisata yang menjadi pemasukan utama Desa Ponggok.
"Jadi itu Ponggok dari daerah yang tertinggal tanpa melalui jadi daerah yang berkembang langsung jadi daerah mandiri. Bahkan mereka bisa memberikan biaya hidup untuk orang tua yang tidak mampu, punya program untuk satu rumah satu sarjana yang dibiayai oleh desa dan sebagainya," ujarnya.
Selain itu, Desa Kutuh dengan Pantai Pandawanya berhasil mendatangkan 4 juta turis setiap tahun. Bahkan, wilayah yang sebelumnya merupakan desa tertinggal ini berhasil memperoleh pendapatan sekitar Rp59 miliar dengan keuntungan lebih dari Rp19 miliar pertahun.
"Bahkan Desa Kutuh mempunyai lembaga simpan pinjam dengan lebih dari Rp127 miliar asetnya. Itu sekarang banyak desa kita, ada ribuan desa wisata," ucapnya.
Eko menyarankan, wilayah lain bisa meniru kesuksesan desa wisata ini melalui pembentukan Program Inovasi Desa (PID). Program ini memiliki sistem bursa inovasi yang memuat semua kiat sukses desa wisata.
"Itu sekarang sudah ada 11 ribu film yang bisa di-download dari YouTube, sehingga desa lain bisa meniru. [Selain itu] mengembangkan sesuai dengan mana yang cocok di desanya masing-masing," pungkasnya.
