Home Ekonomi Lampung Bidik Pasar Ternak Negeri Tiongkok

Lampung Bidik Pasar Ternak Negeri Tiongkok

Bandar Lampung, Gatra.com - Potensi investasi peternakan di Provinsi Lampung mendapatkan perhatian dari sejumlah investor asal Tiongkok.

Kedatangan para investor itu pun disambut baik oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Pada kesempatan itu, Arinal menyatakan kesiapan Lampung memenuhi kebutuhan pasar China, di antaranya ayam potong, telur, sapi potong hingga babi.

“Lampung sangat ideal sebagai tempat untuk berinvestasi karena Lampung sebagai penghasil ternak pertanian dan perkebunan. Mari kita bekerjasama, kita kembangkan " ujar Arinal, di ruang rapat utama Gubernur, Rabu, 23/10.

Arinal berharap kerjasama itu kedepan dapat melibatkan kemitraan bersama masyarakat sehingga bukan hanya akan memberikan kesejahteraan bagi pengusaha saja.

"Yang terpenting adalah dapat membuat masyarakat Lampung sejahtera,” harap Gubernur Arinal.

Saat ini, lanjut Arinal, produksi ternak Lampung terus meningkat bahkan surplus. Produksi ayam potong Lampung mencapai 240 ribu ekor/hari, hal ini surplus hingga 180 ribu ekor/hari.

Kemudian produksi ayam petelur 200 ton/hari, mencapai surplus 30 ton/hari, sementara itu sapi potong Lampung mencapai 827 ribu dan mampu menampung 159 ribu ekor dari 11 feedlotter. Sedangkan untuk populasi ternak babi mencapai 43 ribu lebih.

Arinal berjanji, Pemprov Lampung akan mempermudah proses perizinan agar kegiatan ekspor-impor di Provinsi Lampung berjalan dengan lancar. Gubernur juga memastikan jika komoditas ternak Lampung sehat aman serta berkualitas.

“Perizinan akan dipermudah sesuai aturan dan cepat, selain itu kita juga garansi jika ayam dan sapi Lampung bebas dari antibiotic dan peternakan babi bebas dari flu babi,” jelas Arinal.

Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Purbaya Yudhi Sadhewa mengatakan kedatanganya bersama beberapa investor untuk melihat secara langsung berbagai peluang kerjasama di Provinsi Lampung.

"Saat ini permintaan Tiongkok akan ternak cukup tinggi, ini terjadi karena sejumlah masalah dengan peternakan di China yang mengakibatkan harga ternak seperti babi, ayam melonjak tinggi karena tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri " ungkap Yudhi.

Menurut Yudhi, China dipusingkan dengan persoalan harga daging babi yang menjadi kebutuhan penting masyaratnya.

Serangan penyakit flu babi Afrika berujung pembantaian massal babi yang terkena penyakit di sentra peternakan China, dan ini berakibat pada kekurangan pasokan dan lonjakan harga.

Ini mengakibatkan China harus mengimpor ternak dari Negara lain guna memenuhi kebutuhan pasar.

Adapun yang hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya Koordinator Bidang Kemaritiman Dr. Purbaya Yudhi Sadewa, Ph.D bersama sejumlah investor asal Tiongkok Dr. QinZhenkui, Professor and Former Director General of the Import & Export Food Safety Bureau of AQSIQ, Wang Sze Tsang, Chairman of the Guangdong Agricultural Product Industry Association Michael Gerrits, Managing Director, EWN Nutrition, Rio Praaning Prawira Adiningrat, Secretary General at PA International Foundation.

176