Jakarta, Gatra.com - Insiden bocornya Sumur YYA-1 PHE ONWJ kini memberikan dampak kepada target lifting dan produksi minyak dan gas dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas). Tercatat hingga Kuartal III 2019, realisasi dari SKK baru mencapai 89 persen.

Untuk itu, SKK kini sedang mendiskusikan dengan para pihak terkait untuk menjadikan Relief Well YYA-1 sebagai sumur produksi. Relief Well YYA-1 sebelumnya bertujuan untuk mengintercept kebocoran yang terjadi pada sumur YYA-1.

“Sumur YYA-1 kan sudah di intercept dan disemen. Selanjutnya itu menutup dua sumur yang lain yakni sumur 2 dan 3. Kenapa ditutup? Pertimbangannya, 2 sumur itu produksi nya tidak sebesar sumur yang bocor, jadi kalau memperbarui platform itu lebih mahal,” ujar Wakil SKK Migas, Fatar Yani di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (24/10).

Fatar mengatakan, Relief Well YYA-1 bisa dijadikan sumur produksi sebab target sebelumnya berada di Sumur YYA-1. Namun hal tersebut masih didiskusikan sebab perlu dipastikan platform dari Relief Well YYA-1 bisa dimanfaatkan sebagai sumur produksi. “On streamnya itu nanti tergantung berapa cepat kita membangun platform untuk di YYA-1 relief well itu,” imbuh Fatar.