Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) kembali memangkas BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%. Pemangkasan suku bunga tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mendorong perekonomian Indonesia.

“Kami memutuskan untuk menurunkan BI7DRR. Kebijakan tersebut konsisten dengan perakiraan inflasi yang terkandali, imbal hasil keuangan domestik, dan langkah pre-emptive lanjutan guna mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik, khususnya ditengah kondisi ekonomi global yang melambat,” ujar Gubenur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, di Jakarta, Kamis (24/10).

BI memastikan pemangkasan tersebut tentunya didukung oleh strategi operasi moneter yang terus diperkuat. Tujuannya guna menjaga kecukupan likuiditas dan memperkuat efektifitas transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.

“Jadi, kami mendorong kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiaayaan bagi perekonomian. Selain itu, kami juga memperkuat kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman pasar keuangan guna mendukung pertumubuhan ekonomi Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, kebijakan ini akan terus dikaji sesuai dengan kondisi perekonomian ke depan. “BI akan mencermati perkembangan ekonomi domestik dan global dalam memanfaatkan bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga inflasi dan stabilitas eksternal,” ucapnya.

Bank sentral juga akan terus berkoordinasi dengan otoritas dan pemerintah guna mempertahankan stabilitas perekonomian Indonesia. Terutama untuk mendorong permintaan domestik, meningkatkan ekspor pariwisata, dan mendorong aliran modal masuk asing, termasuk untuk Penanaman Modal Asing (PMA).