Home Kesehatan Persebaran Fasilitas Rumah Sakit Siap Stroke Belum Merata

Persebaran Fasilitas Rumah Sakit Siap Stroke Belum Merata

Jakarta, Gatra.com - Stroke menjadi salah satu penyakit yang berbahaya bagi otak dan mematikan. Penanganannya harus cepat dan sigap. Hasil paling optimal adalah ketika pasien mendapatkan pengobatan dalam 60 menit (golden hour).

Sayangnya, belum semua rumah sakit di Indonesia memiliki layanan yang siap terhadap penanganan penyakit stroke. 

Berdasarkan data dari sebuah perusahaan farmasi global berbasis riset, Angels Initiative, Indonesia masih membutuhkan 435 rumah sakit siap stroke untuk melayani sekitar 269 juta penduduk.

"Dari 10,9 per 1000 penduduk kalau dihitung-hitung penduduk dewasa saja, ternyata kebutuhannya sampai segitu. Tinggal bagaimana nanti memetakan yang 400 tersebut harus tersebar di seluruh Indonesia," kata Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), dr. Mursyid Bustami saat acara media talk show penanganan stroke di RSPON, Jakarta Selatan, Jumat (25/10).

Mursyid mengungkapkan, ketidakmerataan ini disebabkan sejumlah faktor. Padahal, syarat sebuah rumah sakit yang bisa dinyatakan siap stroke itu tidaklah berat, di antaranya memiliki dokter saraf, mempunyai alat CT Scan dan sistemnya sudah terbentuk mulai dari Unit Gawat Darurat (UGD) sampai ke perawatan.

"Dari ketiga syarat tersebut tantangan terbesarnya adalah di pemerataan dokter spesialis saraf. Dokter spesialis saraf ini kurang lebih ada 1750. Namun, sekitar 300 lebih berada di Jakarta. Nah, itu kan tidak merata. Jadi, rumah sakit yang 400 tadi tentunya harus diisi dengan dokter saraf secara merata," ujarnya.

Terkait alat ST Scan, lanjut Mursyid, rumah sakit saat ini sudah banyak yang menyediakan, di daerah-daerah pun sudah ada. Sementara, sistem siap stroke itu dapat dibangun, sepanjang ada kemauan dari manajemen untuk membangun sistem yang menangani stroke.

"Ya untuk dorongan ke pemerintah itu paling melengkapi tenaga ahli, serta fasilitas kesehatannya. Tapi ini bukan hanya tugas Kementerian Kesehatan saja ya, tetapi juga tugas pemerintah daerah, karena yang punya banyak rumah sakit di daerah kan pastinya pemerintah daerah," kata Mursyid.

RSPON telah melatih para perawat dan membentuk tim penanganan stroke dengan kapasitasnya 20 orang sekali latihan. Rumah Sakit Pasar Rebo menjadi salah satu tempat yang ikut diinisasi untuk memiliki stroke unit. 

"Harapannya, inisiasi ini pun bisa diteruskan di daerah-daerah yang membutuhkan," katanya.

643

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR