Home Ekonomi Jamur Crispy Cilacap Tembus Hongkong dan Malaysia

Jamur Crispy Cilacap Tembus Hongkong dan Malaysia

Cilacap, Gatra.com - Produk makanan ringan jamur tiram crispy asal Desa Kemiren, Kecamatan Tegalkamulyan, Cilacap, Jawa Tengah mulai merambah pasar global. Diantaranya sudah diekspor di negara Hongkong dan Malaysia. 

Ketua Pengurus Koperasi Asri Mandiri, Prapti Sumiwi mengatakan, kualitas yang sudah terjamin mutunya membuat jamur crispy koperasinya bisa masuk dia dua negara tersebut.

"Selain kualitas yang baik, secara kemampuan produksi juga mencukupi pasar ekspor dan dalam negeri," katanya, Sabtu (26/10).

Prapti menyebut, pemasaran secara jejaring online memudahkan koneksi makin mumudah menyasar pasar ke kota-kota besar di Indonesia dan pasar ekspior luar negeri. Pasar lokal di Cilacap juga dia penuhi baik jamur olahan maupun jamur segar.

Di luar jamur tiram dan olahannya, kegiatan laiannya diantaranya mengelaola kelompok Posyandu dan Pos PAUD, kelompok budi daya jamur, kelompok budi daya cacing, kelompok budi daya lele, dan kelompok budi daya bebek.

Kemudian, kelompok jamu tradisional, pupuk organik, produksi telur asin, kebun gizi, keaksaraan fungsional, Patra Asri Handycraft, hingga mampu mendirikan Koperasi Kemiren Asri Mandiri.

Rata-rata setiap kelompok kegiatan Kemiren Asri menghasilkan omzet sekitar Rp7.000.000 per bulan. Mampu memberikan dampak positif pada peningkatan ekonomi.

“Alhamdulillah saat ini kelompok kegiatan Kemiren Asri terus melalukan inovasi. Tahun ini kami sudah memiliki Koperasi sebagai bagian dari penggerak ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Unit Manager Communication and CSR Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, kunci program Kemiren Asri hingga mampu menjadi desa mandiri yakni menerapkan sinergitas kelompok kegiatan yang punya mata rantai.

Produksi hingga pemasaran yang saling berkaitan satu sama lain. Hal ini yang menjadikan masyarakat Tegalmulyan memiliki keunggulan kompetitif.

“Seperti dengan adanya Kelompok Budidaya Jamur yang memanfaatkan 180 kilogram limbah baglog per tahun, sekarang dengan pemanfaatan limbah tersebut bisa digunakan sebagai media untuk budidaya cacing sehingga kegiatan zero waste. 100 persen dimanfaatkan,” ucapnya.

Selain itu, proses sinergitas ini mampu menjawab permasalahan sosial dan ekonomi yang sebelumnya terjadinya pada masyarakat seperti terdapat masyarakat buta aksara yang sekarang berangsur sudah melek aksara.

1147

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR