Jakarta, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menggelar pertemuan sekaligus menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita di Gedung Pancasila Kemlu, Jakarta, Senin (28/10).

"Kerjasama ke depan terutama untuk bidang ekonomi, yakni di bidang perikanan dan perindustrian," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, pada awak media.
Menlu Retno mengungkapkan, Indonesia ingin memperluas akses manufaktur unggulan yang memiliki potensi pasar cukup besar di Maroko seperti tekstil, karet, sepatu, elektronik dan perabot rumah tangga. 

“Indonesia, juga siap untuk menyuplai minyak sawit, teh dan kopi bagi Maroko,” kata Retno. 

Selain isu ekonomi, pencegahan terorisme menjadi fokus utama dalam pertemuan ini. Indonesia dan Maroko, misalnya, juga menyepakati MoU mengenai pertukaran informasi intelijen terkait pencucian uang dan pendanaan terorisme.

"Sebagai dua negara muslim, kami berkomitmen untuk mempromosikan wajah Islam yang moderat dan toleran," jelas Retno.

Adapun Menlu Maroko Bourita menilai kesepakatan kontraterorisme ini menjadi awal yang baik untuk kerja sama Indonesia dan Maroko ke depannya. 

Indonesia dan Maroko, kata Bourita, merupakan dua mitra penting sebagai bagian dari dunia Islam.

"Terutama terkait perlawanan terhadap radikalisme dan penanggulangan terorisme. Dua MoU yang sudah kami tandatangani akan menjadi awal yang sangat baik bagi kerja sama intensif," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, kedua belah pihak baik dari Indonesia dan Maroko menandatangani empat MoU di bidang perikanan dan kelautan; bidang perindustrian; bidang penanggulangan terorisme; dan bidang keuangan.