Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya kini tidak lagi menargetkan Tiongkok sebagai pasar utama., mengingat masih menahan konsumsi batu bara mereka, karena konfliknya dagangnya dengan Amerika Serikat.

Sebagai pengganti, PTBA melakukan penetrasi pasar non tradisional, ke pasar Vietnam, Filipina, Malaysia, hingga Australia.

"Memang kita melakukan penetrasi pasar non tradisional. Kami harapkan strategi ini mampu membuat kinerja lebih baik," kata Arviyan saat ditemui di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin (28/10).

Arviyan mengatakan, batubara yang dijual ke pasar non tradisional merupakan batubara kalori menengah. Sedangkan untuk kalori tinggi, masih bertahan di pasar utama PTBA, yaitu Jepang.

"Untuk yang high (tinggi) kalorinya masih di Jepang. Itu karena mereka memang kebutuhannya sangat banyak," kata Arviyan.

Baca Juga: Pendapatan PT Bukit Asam meningkat Hingga Kuartal III

Tidak hanya itu, untuk meningkatkan pendapatan, lanjut Arviyan, PTBA akan meningkatkan produksi, terutama kalori tinggi.

Sekretaris Perusahaan PTBA, Suherman mengungkapkan, pada tahun 2020, PTBA akan memproduksi sebanyak 6.000 batubara kalori tinggi. Dengan tingginya produksi batubara kalori tinggi, maka akan semakin besar pula margin keuntungan yang didapat Perseroan.

"Kalau produksinya banyak, keuntungan yang didapat juga akan semakin banyak," kata Suherman.