Home Ekonomi BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya Akan 5,05%

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya Akan 5,05%

Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,05% hingga akhir tahun nanti. Menurutnya, pertumbuhan itu dipengaruhi oleh sentimen gejolak ekonomi global yang belum mereda.

"Pertumbuhan ekonomi tahun ini mengarah pada 5,1%. Prediksi kami sekitar 5,05%," ujarnya saat ditemui di pertengahan acara "Asia's Trade and Economic Priorities 2020", di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (29/10).

Perry melanjutkan, angka 5,05% dapat dicapai lantaran Indonesia memiliki modal kuat untuk menahan sentimen tersebut. Beberapa di antaranya ialah Indonesia memiliki tren inflasi rendah, nilai tukar rupiah yang stabil, serta defisit transaksi berjalan yang terus terjaga.

"Sebagaimana yang kami sampaikan, inflasi kita rendah, nilai tukar kita stabil. Selain itu, stabilitation keuangan kita juga terjaga," imbuh dia.

Sementara itu, berdasarkan perkiraan BI, pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan, hanya meningkat 5,2%. Bahkan bisa mencapai 5,3% apabila pemerintah melakukan berbagai sinergi kebijakan. Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut, BI memiliki lima fokus. Pertama mengenai sinergi bauran kebijakan BI antara moneter dan makroprudensial seperti melalui penurunan suku bunga dan relaksasi properti.

"Pertama adalah bagaimana bauran kebijakan. Bauran kebijakan di BI, antara moneter, makroprudential, dan semua. Dengan stabilitas, kita jaga [agar] tetap [mengalami] progress. Kita sudah turunkan suku bunga. Sekarang sudah 5%" jelas Perry.

Kemudian, fokus kedua yakni melakukan sinergi mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru di sektor pariwisata, UMKM, keuangan digital, maritim, dan manufaktur yang meliputi otomotif, tekstil, dan elektronik.

Sedangkan untuk fokus yang ketiga, BI telah melakukan transformasi ekonomi. Langkah itu dilakukan melalui pemangkasan izin investasi untuk pengembangan ekonomi, khususnya untuk sumber pertumbuhan baru.

"Kita juga sudah pangkas izin untuk investasi, khususnya untuk investor-investor baru" kata Perry.

Fokus keempat, ujar dia, ialah untuk memperbanyak kerja sama bilateral atau regional. Tujuannya, tidak lain untuk mendorong perdagangan, investasi, dan mencari pasar baru, khususnya di Afrika.

"Ini bisa perkuat sumber pertumbuhan dari luar negeri. Kelima, kita kerja sama juga dengan global, itu yang kita lakukan. Saya kira baik berbagi dengan berbagai negara," pungkasnya.

102