Home Milenial Angkat Produk Lokal, Milenial Banyumas Gelar Pesta Rakyat

Angkat Produk Lokal, Milenial Banyumas Gelar Pesta Rakyat

Banyumas, Gatra.com – Kelompok muda Banyumas, Jawa Tengah mengangkat potensi lokal desa dengan menggelar Pesta Rakyat saat puncak pameran produk UMKM pada 29 Oktober hingga 2 November 2019 di Kompleks Bendung Gerak Serayu (BGS). 

Ketua panitia pesta rakyat , David Okta Nugraha mengatakan, pameran tersebut bertujuan mengangkat potensi desa dan menjadi ajang bertemunya pelaku UMKM dengan para pengusaha atau konsumen.

“Peserta terutama dari Kecamatan Rawalo, ada sembilan desa,” katanya, Rabu (30/10).

Ia menuturkan, pelaku UMKM hingga kini masih menghadapi permasalahan yang menghambat perkembangan di antaranya seputar minimnya modal usaha, inovasi produk, pemasaran, respons teknologi informasi, dan manajemen.

“Pelaku usaha belum memanfaatkan pasar online, belum menguasai branding, dan masih kesulitan membuka pasar baru,” ucapnya.

Oleh karena itu, pemuda sepakat untuk membentuk wadah bersama sekaligus pusat belajar UMKM, yang dinamai Seduluran Kecamatan Rawalo (Sekar). Sekar didirikan sebagai wadah pelaku UMKM, terutama generasi muda, untuk memecahkan masalah bersama secara berjaringan.

“Mudah-mudahan dapat membantu munculnya usaha baru. [Hal ini] dikarenakan masyarakat masih bingung [atau] mengalami kesulitan dalam mengurus perijinan,” katanya.

Selain itu, untuk memasarkan produk, Sekar juga menggandeng Sampoerna Retail Community dan sebuah toko modern berjaringan yang sudah sangat dikenal secara nasional. Dengan demikian, produk UMKM dari Banyumas bisa dipasarkan hingga keluar daerah.

“Khusus untuk Indomart akan membantu penjualan UMKM tersebut di luar Kabupaten Banyumas karena legalitas pembukaan toko modern di Kabupaten Banyumas terkendala aturan," ujarnya. 

Ia meyakini, UMKM merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemiskinan. Seperti diketahui, di bantaran Sungai Serayu, masih banyak warga yang berprofesi sebagai penambang pasir. Padahal, pasir serayu sudah semakin menipis.

David menuturkan, di hulu Sungai Serayu tidak ada gunung berapi erupsi untuk menambah material pasir dan batu yang ditambang. Akibatnya, penambangan secara berkelanjutan justru akan mempercepat laju abrasi dan merusak ekosistem sungai.

“Untuk desa Rawalo dan tambaknegara dan banjarparakan dapat digunakan untuk alih usaha dari penambang pasir ilegal ke dunia usaha. Terlebih mengenai Sungai Serayu yang tidak memperoleh suplai sedimen dari gunung berapi dan material yang didapat berupa guguran tebing kanan kiri sungai,” tuturnya.

541