Home Milenial Peneliti: Pergaulan Bebas Picu Pernikahan Dini di Semarang

Peneliti: Pergaulan Bebas Picu Pernikahan Dini di Semarang

Semarang, Gatra.com - Pergaulan bebas di tengah masyarakat dinilai jadi pangkal penyebab maraknya pernikahan dini di Kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah pemohon pernikahan dini di kota lumpia itu tercatat mengalami peningkatan dari 78 pemohon pada 2017 menjadi 90 pemohon pada 2018.

Peneliti dari Universitas Negeri Semarang, Suwito Eko Pramono mengatakan, jumlah pernikahan dini semakin meningkat lantaran semakin meluasnya tingkat pergaulan bebas di masyarakat.

Menurut Suwito, penyebabnya dari meningkatnya pernikahan dini juga karena tingkat kesadaran yang kurang sehingga terjadi penabrakan norma di masyarakat. Selain itu pengaruh dari lingkungan hingga merebaknya internet juga menyebabkan remaja mudah terkena terkena pergaulan bebas

"Kami sangat terkejut dengan fenomena hasil penelitian ini karena Semarang merupakan kota yang terkenal santun, namun jumlah pernikahan dini semakin meningkat setiap tahun" kata Suwito dalam diskusi sosialisasi hasil penelitian 2019 yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang di hotel Aston Inn Semarang, Rabu (30/10).

Suwito mengatakan selain pergaulan bebas, faktor ekonomi juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya pernikahan dini. Mereka yang ikut arus pernikahan diri umumnya berasal dari keluarga yang kurang mampu dan berpendidikan rendah. Sehingga dengan berkurangnya aktivitas dan hidup dalam suasana pengangguran membuat remaja cenderung mencari pelarian.

“Mereka tidak memikirkan dampak yang diakibatkan dari pernikahan dini. Namun yang mengherankan ketika saya bertanya sebagian dari masyarakat. Mereka menerima saja tidak memikirkan efek negatifnya. Ada yang bilang ya sudah mereka tanggung sendiri. Hal ini kan seolah-olah tidak peduli,” ujarnya.

Pihaknya berharap kepada Bappeda dan dinas terkait untuk mensosialisasikan kepada masyarakat dampak negatif dari pernikahan dini.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Semarang Bunyamin mengatakan acara sosialisasi tersebut merupakan kerja sama antara Bappeda Kota Semarang dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian 2019.

Menurut Buyamin tujuan diadakan sosialisasi adalah untuk menyebarkan informasi hasil penelitian terutama tentang pernikahan dini di kota Semarang dengan harapan dinas pendidikan dan dinas kesehatan dapat memberikan solusi atas fenomena pernikahan dini dan dampaknya bagi remaja.

“Saya akan mengajak teman-teman dari pihak dinas pendidikan dan dinas kesehatan. Supaya disosialisasikan di sekolah-sekolah SD, SMP maupun tingkat pendidikan lainnya. Supaya tidak hanya di masyarakat saja.Misalnya, sosialisasi dengan memberikan pendidikan dampak dari pernikahan dini yang tidak baik bagi keturunan,” ucap Bunyamin.

Ia mengatakan pihaknya akan membantu sosialisasi dan penyuluhan untuk menekan angka pernikahan dini di Kota Semarang.

950