Home Milenial Anggaran Lem Aibon jadi Polemik, Disdik DKI Akui Salah Data

Anggaran Lem Aibon jadi Polemik, Disdik DKI Akui Salah Data

Jakarta, Gatra.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat menyesalkan tersebarnya dokumen Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPB) 2020 yang disusun pihaknya. Ke depan penyusunan anggaran selanjutnya tak akan dilakukan secara asal-asalan.

“Saya memaknai apa yang terjadi dua hari, ini sebagai pelajaran terbaik buat kami semua keluarga besar Disdik, dari peristiwa ini kita harus lebih memastikan proses kerja bukan hanya di semua level pimpinan. Tapi kepada seluruh staff betul-betul harus berintegritas dan profesional,” kata Syaefuloh saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (31/10).

Syaefuloh menambahkan, temuan dari besarnya anggaran lem aibon yang menjadi polemik akan dibahas kembali pihaknya. 
“Kami akan menyusun kembali, nanti kerja sama dengan teman-teman Bappeda untuk menetapkan kembali jadwalnya, kapan anggaran itu akan diinput,” ujarnya.

Supaya tak lagi terjadi kebocoran dokumen, Disdik berencana menetapkan mekanisme dalam mengunggah susunan anggaran. Rencana tersebut akan dibahas bersama Bappeda.

“Apakah input anggarannya dari sekolah dulu, baru Sudin atau Sudin sebetulnya tidak perlu menginput tetapi secara otomatis hanya dari sekolah, kemudian kita akan mencoba mengintegrasikan sistem,” ucapnya.

Syaefuloh mengatakan nominal yang dianggarkan untuk lem aibon seharusnya tak mencapai angka Rp82 miliar. Terjadinya kesalahan tersebut disebabkan karena kurangnya koordinasi antara pihak sekolah, Suku Dinas wilayah, dan Disdik DKI.

Munculnya anggaran untuk lem aibon berawal dari pengalokasian Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dimana setiap siswa diberi jatah Rp150 ribu per bulan. Karena waktu penyusunan anggarannya mepet, Disdik tak bisa merinci secara detail peruntukan biaya BOP tersebut. Akhirnya rincian anggaran dibuat asal jadi.

“Bayangkan dua ribu sekolah punya waktu proses input anggaran hanya 3 hari, kemudian Sudin mengisi komponen yang ada di sistem, diisi dulu, karena yakin rincian anggaran ini akan diisi sesuai pembahasan bersama DPRD. Itu yang terjadi, itulah kemungkinan muncul angka anggaran lem aibon tadi, tapi yang harus dipahami usulan anggaran itu hanya sementara,” jelas Syaefuloh.
 

233

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR