Home Politik Kemenperin RI Siapkan Tiga Skema Penuhi Permintaan SDM

Kemenperin RI Siapkan Tiga Skema Penuhi Permintaan SDM

Denpasar, Gatra.com- Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian RI, Eko S.A. Cahyanto mengatakan, kebutuhan rata-rata tenaga kerja baru di sektor industri setiap tahun mengalami peningkatan mencapai 670 orang. Hal ini guna memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) tersebut.

"Kementerian Perindustian RI membuat tiga skema, pertama pendidikan pokasi di level SMK, di perguruan tinggi di Politeknik, di akademi komunitas. Selain itu, juga melakukan beberapa pelatihan vokasional. Dalam hal ini, kami ikut serta mendorong melalui perindustrian, misalnya sampai saat ini telah ada sebanyak sepuluh Politeknik, dua Akademi Komunitas, sembilan SMK serta telah memiliki tujuh Balai Diklat Industri di seluruh Indonesia," katanya, Jumat (1/11) di Gedung Pusat Industri Kreatif Bali, Kota Denpasar, Bali.

Balai Diklat Industri telah menghasilkan 70 ribu SDM dalam satu tahun. Oleh karena itu, Politeknik dan SMK tidak menghasilkan terlalu banyak, sekitar 450 setahun. 

Hingga saat ini, bantuan fasilitas kerja sama antara SMK dengan industri telah ada sebanyak 2612 SMK. Mereka telah bekerja sama dengan 855 industri yang menghasilkan 497 kerja sama. 

"Apabila ini nantinya bisa berhasil, tentu akan tercipta sekitar 400 ribu sampai 500 ribu tenaga kerja yang dihasilkan oleh SMK, yang berkompeten dan siap kerja," ujarnya.

Sedangkan industri yang menjadi prioritas dari Kemenperin, dalam skema making Indonesia 4.0 ingin segera bertransformasi ke 4.0 mulai dari industri makanan dan minuman, industri tekstil termasuk produk tekstil serta wear-nya, industri otomotif, kimia dan bio kimia, serta industri elektronik.

"Ke-5 industri ini mencerminkan 60% dari PDB dari sektor industri, 60% dari tenaga kerja sektor industri, selanjutnya 60% dari kontribusi ekspor dari sektor industri. Maka dari itu, akan kita dorong lima industri tersebut agar menjadi champion di dalam prioritas pengembangan Kementerian Perindustrian," paparnya.

Sampai saat ini, Kementerian Perindutrian telah memiliki tujuh Balai Diklat dengan kompetensi yang berbeda. Maka dari itu, kompentensi terus didorong agar mampu diperkuat.

"Misal kami contohkan di Balai diklat industri Denpasar, kompetensinya animasi dan digital. Maka disinilah dilatih, calon tenaga kerja industri. Serta di sini juga inkubator bisnis dalam mengembangkan para startup guna menjadi wirausaha industri dengan fasilitasi balai diklat industri," sebutnya.

Adapun target dicetak dari Balai Diklat Industri Denpasar khususnya sebesar 2 ribuan tenaga kerja. Sedangkan sampai saat ini baru tercetak sebanyak 1716, sehingga masih ada kekurangan.

"Memang masih ada sisa dari target yang ingin dicapai saat ini. Diklat sampai saat ini juga masih ada dengan jumlah kurang lebih enam angkatan. Satu angkatan berjumlah 24 orang. Tentu dalam hal ini kita akan mendorong terus jumlah kenaikan dari apa yang bisa dihasilkan, tetapi tetap tergantung dari kebutuhan industri. Oleh karena itu, ekosistem industrinya juga harus didukung, sehingga kebutuhan meningkat sehingga kita akan memfasilitasi pelatihan lebih banyak lagi," ujarnya. 

Pelatihan terkait animasi dan digital tidak hanya ada di Bali saja, tetapi juga ada di Jogja, Bandung, Jakarta, Bogor, Batam, dan Semarang yang tentunya bekerja sama dengan balai diklat di Denpasar. 

181