Home Kesehatan BRSKPN Baturraden Resmikan Pusat Informasi dan Edukasi Napza

BRSKPN Baturraden Resmikan Pusat Informasi dan Edukasi Napza

Banyumas, Gatra.com - Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan (BRSKP) Narkotika dan Zat Adiktif (Napza) "Satria", Baturraden meresmikan Pusat Informasi dan Edukasi (PIE) di komplek Wisma Satria Desa Karangmangu, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Sabtu (2/11). Layanan ini merupakan program rehabilitasi terintegrasi yang diselenggarakan untuk memberikan informasi dan edukasi tentang Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya (Napza) kepada masyarakat.
 
Kepala BRSKP Napza Baturraden, Restyaningsih mengatakan, pengembangan program layanan ini bertujuan untuk mempermudah seluruh elemen masyarakat maupun lembaga swasta dan pemerintah untuk memperoleh informasi tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba. Termasuk perkembangan terbaru yang mungkin belum banyak dikenali masyarakat yang dikemas secara informatif dan edukatif lewat media audio visual.
 
"Melalui PIE Napza ini kami inin menyelesaikan masalah penyalahgunaan narkoba. dengan melibatkan keluarga, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Kita ingin menguatkan keluarga yang bebas narkoba," ujarnya.
 
Dia menjelaskan, PIE Napza Baturraden menyuguhkan informasi melalui berbagai media baik dua dimensi, audio visual, perpustakaan dan pelayanan konsultasi. Program tersebut di antaranya galeri informasi dan edukasi (Garasi) Napza yang menyediakan fasilitas pembelajaran berupa aplikasi digital rekreatif (adiktif), pembelajaran audio visual organ yang terpapar narkoba, ruang replika, zona anak, serta ruang menonton. Selain itu terdapat pula layanan terapi psikosial yang menggunakan pendekatan psikologi untuk membantu korban napza kembali ke lingkungan sosialnya. 
 
Untuk menjangkau masyarakat lebih luas, sambung dia, PIE juga menyediakan mobil penyuluhan keliling Car for Rehabilitation and Education (C4RE). Layanan tersebut difungsikan untuk menyampaikan informasi kepda masyarakat dengan kegiatan penyuluhan serta konsultasi di sekolah maupun even tertentu. 
 
"Kami juga menyediakan Kedai KoPIE yang mendampingi Garasi Napza. Pengunjung kedai ini bisa berkonsultasi dengan petugas sembari menikmati sajian kopi dan cokelat. Karena kedai ini terbuka untuk umum. Seluruh informasi tentang PIE bisa diakses di website dan media sosial yang kami kelola," katanya. 
 
Restyaningsih menambahkan, saat ini pihaknya menangani 17 korban penyalahgunaan napza. Setiap tahun sedikitnya 60 orang yang ditangani oleh lembaganya. Mereka berasal dari daerah Jawa Tengah, DIY, Medan hingga Riau. Korban napza yang ditangani rata-rata berusia 14-30 tahun. 
 
"Kita modelnya on off. Paling lama 6 bulan. Kalau anak sekolah ya harus cuti atau berdasar dari rekomendasi hasil asesmen," jelasnya. 
 
Sementara itu, Kepala BRSKP Napza Baturraden, Sementara itu, Kepala Badan arkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah, Brigjen Pol Benny Gunawan mengatakan, pihaknya berupaya untuk menekan peredaran narkoba dengan cara memberikan pemahaman serta informasi kepada masyarakat. "Jateng ini masih tinggi untuk peredaran narkoba. Karena itu kami bekerjasama dengan berbagai unsur untuk mencegah dan merehabilitasi korban napza," ujarnya.
480