Jakarta, Gatra.com - Dalam rangkaian menyambut Hari Pangan Sedunia (HPS) Kementerian pertanian mengadakan acara temu bisnis. Tujuannya, agar mempertemukan petani dan pelaku usaha. Adapun, peran Pemerintah untuk memastikan agar pelaku usaha dapat menjadi mitra strategis petani. Terutama, perihal market. 

Sebab selama ini, petani mengalami kesulitan untuk memasarkan produknya. "Ini event khusus dalam rangkaian HPS. Temanya kemitraan yang berkadilan dan berkelanjutan. Agar petani atau pekebun ada garansi pasar," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian RI Kasdi Subagyono, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (3/11). 

Selain itu, menurutnya, agenda temu bisnis ini sekaligus mengukuhkan posisi strategis petani, karena meraka-lah yang memiliki produk. Sebabnya, dibutuhkan komitmen para pelaku usaha untuk menghadirkan pasar dan keberlanjutan bisnis bagi para petani. "Petani punya posisi tawar, karena punya produk. Tapi pelaku usaha haru komitmen, pembinaan, pasar dan share margin harus adil. Kalo labanya 100, sharenya jangan 20 lah tapi 40-60 misalnya," ujarnya. 

Adapun, kata Kasdi, posisi Pemerintah lebih kepada mendorong regulasi yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak. Selain itu, memberikan fasilitas prasarana agar produk petani secara kuantitas dan kualitas bisa terus ditingkatkan.  "Pemerintah pusat mendukung policy dan prasarananya. Misalnya mau mengembangkan tanaman nilam. Misalnya membantu benih, perluasan lahan hingga meningkatan produktivitas," jelasnya. 

"Kalo sudah mitra yang paling penting, harus punya pasar. Permentannya ada, membuat kluster, terus mengkorporasikan petani. Cara bertani kita harus kluster, agar volume banyak, sehingga punya posisi tawar kuat," katanya lagi.