Home Kesehatan Terapi Metakognitif Dapat Mengurangi Kekambuhan Depresi

Terapi Metakognitif Dapat Mengurangi Kekambuhan Depresi

Trondheim, Gatra.com - Mengakhiri siklus perenungan pikiran negatif adalah premis pengobatan depresi yang disebut terapi metakognitif. Temuan baru menunjukkan, bahwa itu mungkin lebih bermanfaat dalam menghentikan kekambuhan depresi daripada metode lain yang lebih umum digunakan.

Depresi merupakan masalah kesehatan global yang sangat besar. Bahkan, depresi sebagai penyebab utama disabilitas di Amerika Serikat untuk mereka yang berusia antara 15 dan 44 tahun, dan memiliki efek signifikan pada individu serta masyarakat secara keseluruhan.

Lebih dari 300 juta orang saat ini hidup dengan tekanan depresi. Menemukan perawatan jangka panjang sangatlah penting. Perawatan itu bisa meliputi terapi perilaku kognitif (CBT) dan obat-obatan yang dapat bekerja dengan baik dalam jangka pendek. Sehingga, orang-orang bisa kembali baik dalam beberapa bulan atau lebih dalam kehidupan mereka.

Melalui terapi CBT, sekitar 30% orang dengan penyakit depresi tidak kambuh lagi setelah 18 bulan perawatan mereka berakhir. Temuan penelitian baru ini, yang ditampilkan dalam Frontiers in Psychology, memberikan bukti awal tentang manfaat terapi metakognitif.

Sementara CBT mengharuskan seseorang untuk menyelidiki kekhawatiran mereka sebelumnya. Terapi metakognitif ini mengajarkan orang untuk tidak berkonsentrasi pada pikiran negatif.

"Sebagian besar dari kita memiliki pikiran negatif. Kita pikir, kita tidak cukup baik atau kita tidak mencapai apa yang kita inginkan," jelas seorang professor yang bekerja di departemen psikologi di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia di. Trondheim, Prof. Odin Hjemdal dilansir dari Medical News Today, Minggu (3/11).

"Tapi, hanya sedikit orang yang mengalami depresi klinis karena kebanyakan dari kita dapat mengesampingkan pikiran berulang kita, daripada terjebak di dalamnya. Apa yang melanggengkan depresi adalah ketika kita terjebak dalam pola pikir dan merenungkan hal yang sama berulang kali," ujarnya.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengikutsertakan 39 peserta dengan depresi tinggi. Mereka kemudian membagi peserta menjadi dua kelompok. Para peserta dalam kelompok pertama menerima terapi metakognitif segera, sedangkan kelompok kedua harus menunggu 10 minggu untuk memulai pengobatan.

Selama masa tunggu ini, dua orang keluar. Sebanyak 34 peserta mengambil bagian dalam penilaian tindak lanjut setahun kemudian, yang melibatkan pengisian kuesioner di rumah. Penilaian menunjukkan, bahwa 1 tahun setelah terapi metakognitif tim masih mengklasifikasikan antara 67% dan 73% dari peserta yang pulih.

Para peneliti juga mencatat pemulihan yang signifikan di antara mereka yang memiliki gejala parah. Dari mereka yang mengalami depresi berat, 79% telah pulih pada masa tindak lanjut, dibandingkan dengan 60% dari mereka yang mengalami depresi sedang.

Hanya 15% dari peserta yang melihat tidak ada perubahan setahun setelah perawatan. Sementara hanya 13% dari individu yang pulih kembali kambuh dalam satu tahun. Sisanya, sudah terlihat beberapa tanda perbaikan. Ada juga penurunan yang signifikan dalam kecemasan di antara kelompok keseluruhan.

1152

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR