Home Hukum Istri Buat Bayar Hutang, Aktivis Perempuan Berang

Istri Buat Bayar Hutang, Aktivis Perempuan Berang

Semarang, Gatra.com- Seorang perempuan Aparat Sipil Negara (ASN) di Jawa Tengah menjadi korban traficking oleh suaminya dengan cara dijual kepada orang lain untuk membayar hutang . Kasus ini satu dari sekian banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Jawa Tengah hingga menjadi perhatian dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah.

Adanya kasus penjualan istri oleh suaminya disampaikan Kepala Bidang Kualitas Hidup dan Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah Sri Dewi Indrajati usai membuka Media Gathering tentang Perlindungan Perempuan Menyongsong Kongres Perempuan Jawa Tengah I yang di selenggarakan oleh DP3AP2KB di hotel Pesona Semarang, Rabu (12/11).

Menurut Dewi, kasus yang menimpa ASN yang dijual oleh suaminya untuk membayar hutang menjadi perhatian Dinas Pemberdayaan Perempuan karena sangat melukai perasaan perempuan sehingga tim dari DP3AP2KB diterjunkan untku membantu menangani penyelesaian melalui jalur hukum.

"Kami membantu untuk menguatkan korban dan membantu secara hukum dengan mendampingi proses hukum di kepolisian,, saat ini, penangananya, ini sudah di proses hukum di Polda " kata Dewi kepada awak media. Dewi mengatakan, pihaknya memberikan konseling awal, karena konseling awal seorang korban itu titik penting untuk berani melapor sehingga perlu penguatan kepada korban untuk berani melapor ke aparat penegak hukum.

Berdasar data sisitem SIMFONI PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) Jawa Tengah merupakan provinsi tertinggi angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Tahun 2019, sampai dengan akhir oktober , tercatat 1.135 kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terlaporkan di PPT provinsi jawa tengah.

Dewi mengatakan , Kekerasan yang tercatat tinggi karena pendataan yang bagus dan korban yang berani melapor itu menjadi salah satu parameter tingginya kekerasan. "Jumlah kekerasan terhadap perempuan tinggi ya karena faktor dua itu" kata Dewi.

384