Home Politik Tito Kisahkan Dirinya Sempat Keberatan Jadi Kapolri

Tito Kisahkan Dirinya Sempat Keberatan Jadi Kapolri

Depok, Gatra.com - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menceritakan kisahnya saat pertama kali diminta menjadi Kapolri. Ia menuturkan, sempat keberatan untuk memegang pucuk kepemimpinan Polri. 

Ia menuturkan, awal mulanya ia didatangi oleh beberapa pejabat tinggi negara. Mereka datang dan menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo yang menginginkan Tito menjadi Kapolri berikutnya.

"Saya sendiri menjabat sebagai Kepala BNPT saat itu. Ada empat pejabat tinggi setingkat menteri yang mendatangi saya. [Mereka] menyampaikan bahwa presiden ingin saya jadi Kapolri," ujar Tito saat berada di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Rabu (6/11).

Tito tidak menyebutkan, sempat merasa keberatan untuk mengemban tugas tersebut. Bukan karena tidak meyakini seputar kompetensi, tetapi merasa bahwa saat itu belum saatnya menjabat sebagai Kapolri. 

"Jujur saya sampaikan, saya belum waktunya, masih panjang pengabdian. Baru umur 51 dan masih bertugas selama tujuh tahun," tuturnya.

Ia juga merasa, saat itu masih banyak senior yang menurutnya lebih pas untuk menjadi Kapolri. "Masih banyak angkatan [lulusan Akpol] 85-86, jadi saya sampaikan sebaiknya senior dulu," katanya.

Tito diketahui merupakan lulusan Akpol tahun 1987. Sedangkan Kapolri sebelum dirinya Badrodin Haiti merupakan Akpol angkatan 1982.

Setelah mengetahui informasi presiden yang menginginkannya menjadi Kapolri. Kemudian, Tito menemui istrinya, Tri Suswati dan menceritakan hal tersebut kepadanya.

"Saya sampaikan pada istri, istri malah menangis. Dia tanya 'kenapa kita duluan?' lalu saya jawabnya pun juga gitu," ujarnya.

Tito bercerita, mendapatkan informasi seputar jabatan Kapolri, ia tidak langsung diajak bertemu Jokowi. Pertemuan dengan Jokowi baru terjadi pada malam hari. Kemudian, Tito mengulang ucapan Jokowi saat bertemu dengan dirinya. 

"Pak Tito adalah perwira tinggi Polri, apakah saya pimpinan Polri?" ujarnya menirukan omongan Jokowi.

"Bukan, bapak pimpinan tertinggi TNI dan Polri," jawab Tito.

Setelah itu, Tito menceritakan bahwa Jokowi memerintahkan kepadanya untuk memimpin korps Bhayangkara. Tito kemudian hanya bisa membalas perintah itu dengan ucapan 'siap'.

Tito mengaku saat itu tidak mudah bagi dirinya untuk menjadi Kapolri. Sebagai pemimpin, ia tidak hanya mengomandoi anggota yang merupakan juniornya, tetapi juga para senior.

"Jujur saya harus bisa tempatkan diri sebagi kapolri semua angkatan. Sementara teman angkatan banyak berharap, saya harus jaga keseimbangan antara senior dan junior," ujarnya.

Singkatnya, Tito kemudian menjadi Kapolri sejak 2016 hingga 2019. Pada 2019 ini Tito diberhentikan secara terhormat oleh Jokowi, kemudian diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri.

Sementara itu jabatan Kapolri sudah diisi oleh Jenderal Pol. Idham Azis yang baru saja dilantik pada Jumat (1/11) lalu. Idham sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Idham akan menjabat sebagai Kapolri setidaknya selama 14 bulan atau hingga ia pensiun pada Februari 2021.

4705