Istanbul, Gatra.com - Presiden Turki, Tayyip Erdogan melakukan pembicaraan melalui panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Rabu (7/11) waktu setempat. Melalui pembicaraan di telepon, kedua pemimpin negara tersebut sepakat akan melakukan pertemuan di Washington pada 13 November nanti atas undangan Trump. 

Seperti dilansir Reuters, Kamis (7/11), dalam sepekan terakhir setidaknya tiga pejabat Turki menyatakan, ada kemungkinan bahwa Erdogan membatalkan kunjungan atas undangan Trump tersebut. Hal itu sebagai bentuk protes Turki atas pernyataan AS yang mengakui pembunuhan massal orang-orang Armenia pada satu abad yang lalu sebagai bentuk genosida dan untuk mencari sanksi terhadap Turki.

Namun, para pejabat mengungkapkan bahwa kunjungan akan dilanjutkan kembali. Selain itu diketahui keduanya telah bertukar pandangan tentang masalah-masalah bilateral dan perkembangan regional selama panggilan telepon itu berlangsung. 

Sumber-sumber Turki menuturkan, Trump dan Erdogan memiliki ikatan yang kuat meskipun ada sinisme yang terjadi karena.serangan Suriah di Turki serta ancaman yang diberikan AS kepada Turki karena telah membeli senjata pertahanan udara milik Rusia. 

Ikatan keduanya menjadi sangat penting, mengingat pembelian senjata rudal S-400 Moskow memicu sanksi yang akan diberikan kepada pembelinya. 

Sebelumnya, Turki telah ditangguhkan dari program jet tempur F-35 dimana Ankara merupakan produsen dan pelanggan bersama, dan serangan yang diluncurkannya terhadap pasukan Kurdi di timur laut Suriah pada 9 Oktober mengatur panggung untuk pembalasan AS selanjutnya.