Jakarta, Gatra.com - Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara mengatakan tingkat kepatuhan perempuan dalam hal pembayaran kredit berada jauh di atas laki-laki. Hal itu, dapat dilihat dari kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit perempuan yang hampir mendekati nol, data pada 2019.

"Dan nyatanya, mereka adalah orang-orang yang sangat taat. Lebih taat dari laki-laki. Sehingga NPL tadi almost zero," ujar dia dalam acara Unite For Education Sustainability Forum 2019, di Jakarta, Kamis (7/11).

Meski begitu, Tirta mengaku prihatin, karena masyarakat kelas bawah atau dalam hal ini adalah perempuan-perempuan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih sangat sulit untuk mendapatkan akses kredit di lembaga keuangan negara. Sehingga pada akhirnya, para perempuan itu memilih untuk melakukan pinjaman kepada rentenir-rentenir nakal.

Bahkan, menurut dia keberadaan rentenir di daerah jauh lebih banyak ketimbang lembaga keuangan resmi.

"Ekonomi Indonesia sebenarnya ditopang oleh UMKM. Itu dari dulu selalu terjerat oleh rentenir. Rentenir begitu banyak di daerah. Ini akibat lembaga jasa keuangan tidak bisa masuk dengan baik. Hal ini menjadi sangat menyulitkan masyarakat," jelas Tirta.

Oleh karenanya, dia meminta kepada lembaga-lembaga keuangan di Indonesia untuk lebih memperhatikan masyarakat-masyarakat kecil di daerah. Sehingga nantinya masyarakat di daerah juga mudah dapat mendapatkan pinjaman dan tidak lagi terjerat hutang karena buga yang tinggi dari rentenir.