Home Teknologi Rekor MURI, Dua Menteri Ini Beri Hadiah pada Arsitek

Rekor MURI, Dua Menteri Ini Beri Hadiah pada Arsitek

Jakarta, Gatra.com - Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan LRT Jabodebek memperoleh dua rekor MURI sekaligus pada kategori jembatan kereta box beton lengkung, bentang terpanjang, dan radius terkecil di Indonesia. Selain itu, terdapat rekor pengujian axial statistic loading test pada pondasi bored pile dengan beban terbesar di Indonesia. 

Arsitek jembatan lengkung, Arvilla Delitriana pun mendapatkan kejutan dari dua menteri saat menghadiri acara "Seremonial Pengecoran Closure Tengah Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan LRT" di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (11/11). 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengapresiasi karya perempuan yang biasa disapa Dina itu. Bahkan, Basuki menghadiahkan Dana Operasional Menteri (DOM)-nya selama sebulan untuk Dina. 

"Satu bulan, DOM saya buat Bu Dina. Desain lengkung pertama terpanjang di Indonesia, sangat eksentrik. Ini bisa dipatenkan untuk bisa dipakai di tempat lain. Mudah-mudahan dikasih ke tempat lain," ujarnya dan disambut dengan tepuk tangan para hadirin yang hadir di acara tersebut. 

Tidak mau kalah dengan Budi, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan yang juga turut hadir di acara tersebut untuk memberikan hadiah yang sama kepada Dina. 

"Tadi Pak Menteri kasih DOM-nya, saya juga kasih DOM saya buat ibu, saya enggak mau kalah. Sebenarnya bukan soal uangnya, artinya ini wujud kebanggaan atas prestasi yang ibu torehkan. Kita berdoa agar lahir lagi Srikandi atau juga Arjuna bagi bangsa dan negara seperti Ibu Dina in," tuturnya disambut dengan riuh tepuk tangan dan gelak tawa para hadirin. 

Sementara itu, Direktur Utama PT Adhi Karya, Budi Harto berujar, Dina telah menyisihkan konsultan asal Perancis dalam desain jembatan tersebut. Menurutnya, rancangan Dina paling memungkinkan dan efisien dengan kondisi di lapangan. 

"Pilihan satu, dua, tiga masukan dari konsultan Prancis, tetapi kami gak mungkin bangun pilon di tengah jembatan tol, bahaya kalau gempa. Lalu kami pilih Srikandi Indonesia, Ibu Dina dari ITB dia. Perumusan desain sudah dibahas dan sudah dapat sertifikat untuk pelaksanaan konstruksi," katanya. 

Sebelum menorehkan prestasi ini, Dina telah memiliki beberapa pengalaman dalam mendesain konstruksi jembatan layang. Beberapa di antaranya adalah Jembatan Kali Kuto Semarang, Jembatan Layang Khusus Busway Ruas Adam Malik, Jembatan Pedamaran I dan II, Jembatan Interchange Solo Kertosono, Jembatan KA Cirebon-Kroya, serta Jembatan Perawang. 

1652