Home Ekonomi Pasokan Kurang, Indonesia Masih Impor Kacang Hijau

Pasokan Kurang, Indonesia Masih Impor Kacang Hijau

Jakarta, Gatra.com - ITC Trade Map menyebutkan Indonesia merupakan importir kacang hijau terbesar kedua di dunia setelah India dengan volume sebesar 90.317 ton pada tahun 2018. Meski Indonesia mengekspor kacang hijau sejumlah 32.269 ton, tetapi masih banyak mengimpor dari Myanmar dan Ethiopia. 

Menurut data Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin), Kementerian Pertanian (Kementan), produksi kacang hijau tahun 2018 masih sebesar 234.720 ribu. Angka ini belum memenuhi kebutuhan kacang hijau sebesar 304.000 ton per tahun.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Muhammad Firdaus mengatakan produktivitas merupakan salah satu kendala pengembangan kacang kedelai di Indonesia. Saat ini produktivitas rata-rata kacang hijau hanya sebesar 0,9-1,2 ton per hektare.Selain itu, ada beberapa jenis kacang hijai impor yang secara khusus dibutuhkan industri.

"Ada taste, ada beberapa flavour yang berbeda dibandingkan produk Indonesia," ujarnya dalam acara Forum Group Discussion di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (12/11).

Ketua Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Kementan, Haris Syahbudin membeberkan kendala lainnya. Kacang hijau belum menjadi komoditas utama di Indonesia, sehingga dukungan yang diberikan masih terbatas. 

"APBN [Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara] terbatas, sehingga pengembangan komoditas [kacang hijau] skala besar sulit dilakukan," ujarnya.

Haris menambahkan saat ini peneliti dan pemulia didorong untuk menghasilkan benih kacang hijau yang berkualitas agar produktivitasnya dapat meningkat.

"Kami di Kementan sudah mulai thinking double track. Selama ini kita berpikir kebutuhan rumah tangga saja. Kita juga diarahkan berpikir untuk industri," ujarnya

Kementan telah mengembangkan varietas unggulan kedelai seperti Vima 1 hingga Vima 5 yang memiliki potensi hasil sebesar 2 ton per hektare dan rata-rata hasil di lapangan si atas 1,5 ton per hektare.

Ketua Komite Kebijakan Publik, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Doni Wibisono berujar pelaku industri kemungkinan banyak yang mengimpor kacang hijau dalam bentuk setengah jadi seperti dalam bentuk bubuk dan cair. Adapun kacang hijau dalam bentuk segar banyak dipenuhi dari dalam negeri.

"Pabrik makanan dan minuman suka hal seperti itu. Banyak yang enggak punya mesin pengolahan kacang hijau [grinder]," ujarnya.

Doni berharap adanya inovasi yang lebih banyak dalam pengolahan kacang hijau untuk dapat lebih memenuhi selera konsumen.

2784