Home Milenial Bupati Karangasem Apresiasi Penelitian UI Terhadap TariSangh

Bupati Karangasem Apresiasi Penelitian UI Terhadap TariSangh

 
Karangasem, Gatra.com - Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri,  mengapresiasi pihak Universitas Indonesia (UI) karena berhasil berkolaborasi dengan masyarakat Desa Adat Geriana Kauh untuk membangun Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha di Desa Adat Geriana Kauh, Karangasem, Bali. Kegiatan ini merupakan program pengabdian masyarakat dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI. 

Bupati Karangasem tersebut mengatakan, keberadaan museum ini tidak telepas dari semangat masyarakat Desa. Pihak UI dinilai gigih melestarikan adat dan budaya, khususnya budaya di Desa Adat Geriana Kauh, Karangasem ini. Dengan adanya Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha, diharapkan Budaya Tarian Sanghyang Dedari akan terus lestari di Bumi Indonesia, khususnya Bali.

"Tarian Sanghyang Dedari adalah tarian sakral adat kami. Harapannya, semoga budaya kita terus lestari dan Museum ini menjadi tempat pengetahuan khususnya di kalangan Pelajar. Semoga terwujud nilai baik dari masyarakat yang cerdas, bersih, bermartabat untuk mewujudkan Karangasem the Spirit of Bali," Jelas Mas Sumatri saat ditemui di Desa Adat Geriana Kauh, Karangasem, Selasa (12/11).

Sementara itu, Kepala Desa Adat Geriana Kauh, I Nyoman Subrata mengatakan bahwa selama ini Tarian Sanghyang Dedari tidak lagi dilestarikan sejak kurang lebih 20 tahun yang lalu. Padahal, Tarian tersebut merupakan Tarian sakral yang dipercaya warga lokal mempunyai ikatan terhadap kehidupan mereka dengan alam.

Menurutnya, selama tidak dilestarikan, hal tersebut berdampak pada harmonisasi kehidupan alam dengan manusia di Desa tersebut. Efeknya, banyak panen gagal karena tarian tersebut tidak dilestarikan. 

"Oleh karena itu, kami senang dengan adanya museum ini ada semangat melestarikan adat dan budaya kami. Ini juga terinspirasi dari adanya pengabdian pihak UI yaitu lewat Ibu Saraswati yang telah melakukan penelitian terhadap Tarian Sanghyang Dedari. Tarian yang dulu sempat hilang, kini ketemu lagi di sini dan ini salah satu keberadaannya ada di desa adat kami," pungkasnya.

114