Home Politik Survei LSI: Kepercayaan Publik Menurun Pasca Pilpres 2019

Survei LSI: Kepercayaan Publik Menurun Pasca Pilpres 2019

Jakarta, Gatra.com - LSI Denny JA merilis hasil survey yang menyatakan Pilpres 2019 memberikan efek menurunnya kepercayaan publik terhadap institusi negara dan lembaga sosial. 

“Turunnya kepercayaan publik terhadap lembaga negara dan lembaga sosial disebabkan empat faktor utama. Faktor pertama yang menyebabkan hal tersebut adalah narasi negatif pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019,” kata peneiliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam konferensi pers, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/11). 

Adjie mengatakan, pada kedua even pemilu tersebut, kampanye negatif yang menyerang kredibilitas aneka lembaga tersebut beredar di publik baik dalam bentuk pernyataan tokoh tertentu maupun bahan kampanye yang diedarkan.

Yang kedua, lanjut Adjie, maraknya kasus korupsi juga memberi andil turunnya kepercayaan publik atas institusi negara dan lembaga sosial. 

Menurutnya, banyaknya kasus penangkapan pejabat publik seperti kepala daerah, ketua umum partai politik, anggota DPR dan DPD, Menteri, serta aparat penegak hukum menyebabkan peningkatan sentimen negatif publik terhadap lembaga-lembaga negara. 

"Itu juga menyebabkan turunnya kepercayaan publik terhadap aneka lembaga tersebut. Contohnya pada periode 2014-2019 tercatat lebih dari 60 kepala daerah yang ditahan KPK karena kasus korupsi," tuturnya. 

Keberadaan politik media sosial yang ekstrem lanjut Adjie, juga menjadi salah satu faktor. Politik media sosial yang ekstrem, media sosial yang berkembang menjadi salah satu medium utama kampanye menjadi sumber informasi dan propaganda dalam pertarungan politik. 

"Pada pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019 banyak beredar konten-konten yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya ataupun hoax, yang menyerang individu maupun lembaga-lembaga negara," kata Adjie. 

Faktor terakhir lanjut Adjie, yang menjadi penyebab turunnya kepercayaan publik kepada institusi negara dan lembaga sosial adalah adanya perpecahan politik di level grass root. Akibatnya, fenomena itu membuat antar pendukung kedua belah pihak saling menyerang saat kontestasi politik berlangsung. 

"Pembelahan ini juga diikuti dengan saling serang antar pendukung hingga ke isu agama yang sangat emosional," katanya.

155

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR