Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ismunandar menuturkan, bantuan kepada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK) dari Kemendikbud dan Kemenristekdikti selalu diberikan dalam rangka peningkatan fasilitas dan kualitas guru.

Meski diberikan bantuan, jumlah guru produktif khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih rendah. Oleh karena itu, Dirjen Belmawa akan berkoordinasi dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk membenahi kualitas penyediaan guru lewat LPTK ke depan.

"Kalau harus nunggu dari pendidikan teknik itu takutnya tidak kekejar targetnya. Belum lagi kalau dihadapkan pada masalah, biasanya orang teknik kan lebih banyak dapat tawaran dari swasta dengan insentif yang besar pula. Makanya kita akan tingkatkan kualitas guru SMK lewat LPTK," ujar Ismunandar saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (13/11).

Selain itu, Ismunandar juga mengatakan, solusi alternatif lain dalam mendorong peningkatan kualitas guru SMK adalah menggunakan tenaga praktisi yang sudah terjun ke Industri, khususnya pada usia yang sudah menjelah purnatugas atau pensiun.

Namun, ia mengatakan ada masalah yang akan dihadapi jika mengambil langkah tersebut. Utamanya terkait ekosistem industri yang kemungkinan mendorong sang praktisi untuk memprioritaskan tugas pekerjaan di Industri dibandingkan pengajaran di lembaga pendidikan.

"Belum lagi kalau dari segi pedagogiknya. Secara ahli, memang pasti akan menguasai. Namun kan nanti mereka memberi pengajaran kepada murid. Nah makanya kalau begitu praktisi ini harus diberikan pelatihan pedagogik. Utamanya dalam penyampaian ilmu kepada murid. Itu yang harus dilihat juga," ujarnya.