Home Kesehatan Kenali Gejala dan Risiko Diabetes

Kenali Gejala dan Risiko Diabetes

Jakarta, Gatra.com - Masyarakat perlu mengetahui dan memperhatikan sejumlah gejala dan risiko penyakit diabetes. Risiko tersebut ternyata bervariasi dari yang ringan hingga berat dan penyandang penyakit gula (diabetes) tidak selalu mengalami berbagai komplikasi karena tergantung pada penanganannya.

"Kalau dulu kita itu melihat diabetes itu sebagai faktor turunan, kalau orang tuanya diabetes, eh anaknya diabetes, ternyata tidak, itu dipengaruhi oleh lingkungan bagaimana pola makan itu sangat berarti, termasuk apakah makanan kita itu yang tinggi karbohidrat atau tidak," kata Dokter spesialis Gizi klinik RSCM, MRCC dan Jakarta Heart Centre, Fiastuti Witjaksono, dalam acara Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia di Kal Care, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11).

Dengan demikian, lanjut Fiastuti, diabetes itu terjadi karena ketidakmampuan tubuh seseorang untuk mengelolah makanan yang masuk, diubah menjadi glukosa, kemudian masuk ke dalam sel sebagai sumber energi.

Menurutnya, pada orang diabetes, kondisi lemak yang dibutuhkan tubuh untuk memasukkan gula ke dalam sel, menurun. Akibatnya, gula hanya beredar di pembuluh darah dan tidak masuk ke dalam sel. Akibatnya, pengidap penyakit ini akan merasa tetap lelah, atau tidak bertenaga karena insulinnya tidak bekerja secara baik.

"Nah, ada keadaan tertentu kalau lemaknya banyak, insulinya tidak bisa masuk ke dalam kunci sel ini, sehingga selnya tidak bisa terbuka, gulanya enggak bisa masuk. Akibatnya, gula hanya di dalam darah. Jadi gampang naik gampang turun. Jadi orang yang kadang-kadang suka lemes, tetap lapar, tetap haus, pengen makan terus karena dia enggak merasa kenyang, karena tadi gulanya enggak bisa masuk ke dalam sel," ujarnya.

Ia menambahkan, sebetulnya Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan rekomendasi soal takaran konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) untuk orang sehat. Takaran tersebut tidak boleh lebih dari 4 sendok makan per harinya.

Penyakit diabetes tidak selalu glukosa darahnya tinggi, bisa saja turun dan mudah naik. Biasanya gejala tersebut adalah gemetar, keringat dingin, hingga merasakan ingin pingsan dan sampai bisa terjadi risiko kematian yang sangat tinggi.

"Karena itu saya mengajurkan kepada pasien saya yang diabetes, selalu bawa gula ke mana-mana, kalau sewaktu-waktu hypoglikemi datang, dia harus makan, makanan yang ada gulanya. Jadi menurut saya, makan teratur setiap 3 jam itu harus, dan terakhir makan itu harus sebelum tidur, harus ada yang dimakan, dan tidak boleh yang gulanya tinggi dan harus yang gula rendah, karena jika Hypoglikemi terjadi saat tidur, itu bisa menyebabkan kematian," ujarnya.

Indonesia Diabetic Federation (IDF) pada tahun 2017, mencatat Indonesia masih berada di urutan ke-6 dunia yang memiliki sekitar 10,3 juta penyandang diabetes di rentang usia 20- 79 tahun. Estimasi jumlah penyadang diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, kebutaan, dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

"Jadi perlu diingat pengobatan nomor 1 untuk penyakit diabetes adalah melakukan gaya hidup sehat, yang sangat penting dijaga makanannya, seperti sayur dan buah itu penting," katanya.

Reporter: SAR

273