Home Ekonomi Penggunaan Q-RIS Belum Efektif

Penggunaan Q-RIS Belum Efektif

Banyumas, Gatra.com - Penggunaan layanan QR Code Indonesian Standar (QRIS) yang disediakan Bank Indonesia untuk transaksi nontunai belum efektif. Sebab, masyarakat masih menggemari transaksi tunai. 
 
Sekretaris Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pringmas, Desa Papringan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Titi Setyowati mengatakan, mulai menggunakan QRIS sejak Agustus 2019 lalu. Stiker barcode diberikan langsung oleh petugas dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto.  
 
"Sejak Agustus sudah pasang, dapat langsung dari BI [Purwokerto]," ujarnya, Jumat (15/11). 
 
Menurutnya, sebelum menggunakan aplikasi, proses transaksi di galeri batik binaan KUB tersebut selalu menggunakan uang tunai. Selain itu, pembeli juga bisa menggunakan kartu debet dengan mesin kasir atau membayar melalui transfer ke nomor rekening milik KUB. 
 
Titi mengakui, meski telah memakai QRIS, pengunjung sentra batik tulis Banyumasan tersebut lebih menyukai membayar dengan cara menggesek kartu ATM atau uang tunai. Terutama pembeli dari kalangan usia 40 tahun ke atas. 
 
"Kalau pameran banyak pembeli yang masih muda. Mereka belanja ya tinggal scan QRIS ini. Lebih mudah karena sebelumnya saya tidak menyediakan merchant lain seperti OVO atau GoPay," kata dia. 
 
Adapun Batik Pringmas merupakan salah satu usaha kecil menengah binaan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto. KUB ini diikuti sekitar 200 perajin lebih. Kelompok perajin batik itu dibentuk pada 2013. 
Penjaga sedang melayani pembeli, di Galeri Batik KUB Pringmas, Desa Papringan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (15/11) (GATRA/Nugroho Sukmono/re1)

Umumnya par aperajin batik adlah kaum perempuan. Mereka mahir membuat desain atau pola batik menarik. Setiap bulannya mereka mampu menghasilkan 100 lembar batik yang telah dijual di berbagai daerah di Indonesia. Hasil produksinya pun memiliki nilai seni tinggi. 

 
"Omset sekarang sudah Rp20 juta per bulan," tuturnya.
 
Sebelumnya, Deputi Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Lukman Hakim menyatakan, QRIS, yang disusun oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) ini ditargetkan dapat diterapkan pada awal tahun 2020. Layanan ini mengintegrasi 1 QR code merchant yang dapat dibaca oleh semua kanal pembayaran.
 
"Kami belum melakukan survei jumlah pengguna maupun efektivitas aplikasi ini. Namun, harapannya masyarakat yang sudah mulai beralih dari pembayaran tunai ke nontunai dan memanfaatkan layanan ini," ujarnya. 
 
Menurut dia, layanan QRIS memberikan kemudahan dan mengantisipasi munculnya fragmentasi pembayaran. Sebab, layanan pembayaran daring saat ini semakin beragam. Dampaknya, semakin banyak kode yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran.
 
Lukman menegaskan, BI menargetkan awal tahun 2020 seluruh pengguna layanan nontunai dapat menikmati QRIS. Oleh karena itu, pihaknya berupaya menggenjot sosialiasi di tingkat kecamatan dengan mengundang pedagang, pengusaha UMKM, termasuk pengelola rumah ibadah.
596