Home Ekonomi Kemendikbud Kenalkan SIPlah, Platform PBJ yang Dorong UMKM

Kemendikbud Kenalkan SIPlah, Platform PBJ yang Dorong UMKM

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan terobosan dalam bidang Proses Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) di sekolah di Indonesia. Kali ini PBJ di sekolah-sekolah dapat dilakukan secara daring melalui terobosan Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah).

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM), Kemendikbud, Ade Erlangga menjelaskan bahwa platform daring tersebut telah diluncurkan sejak Agustus 2019 lalu. Pembiayaannya bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler, Afirmasi, dan Kinerja.

Baca Juga: Kembangkan Teknologi UMKM, Pemerintah Gandeng Korsel

"Kehadiran SIPLah dapat menjadi solusi untuk peningkatan tata kelola sekolah. SIPLah bermanfaat dalam tata kelola keuangan. Dokumentasi elektronik setiap transaksi jumlah, jenis, semua itu dikelola dengan baik," ujar Ade saat ditemui di Jakarta, Rabu (20/11).

Dia juga menjelaskan manfaat lainnya dari platform SIPlah ini dimana bisa membantu para pelaku-pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Para pelaku UMKM yang menyediakan fasilitas penunjang sekolah bisa dengan mudah mendaftarkan diri untuk dapat memanfaatkan platfrom SIPlah untuk memajukan UMKM mereka.

"Caranya mudah tinggal daftar di Siplah.Kemendikbud.go.id saja. Mudah-mudahan pelaku UMKM dan perekonomian di sekitar sekolah itu bisa hidup," jelas Ade.

Baca Juga: Manfaat Teknologi Digital untuk Pencatatan Keuangan

Untuk menunjang kemudahan akses, maka Kemendikbud juga menggandeng enam marketplace yakni Blibli, Pesona Edu, Eurekabookhouse, Inti, Toko ladang, dan Siplah Belanja.

Ke depan nanti Kemendikbud akan terus gencar melakukan sosialisasi dan pelatihan perihal pengenalan sistem SIPlah tersebut.  Tercatat sejak diluncurkan tiga bulan lalu sudah dipakai oleh 13 ribu sekolah, dengan 107 ribu UMKM yang tersebar di enam marketplace di atas.

"Target kami di tahun ini bisa mencapai 34 ribu sekolah. Tapi ini dilakukan secara bertahap. Kalau sosialisasi sudah digencarkan, kami targetkan semua sekolah 100 persen sudah bisa dijangkau," pungkasnya.

539