Home Gaya Hidup Garuda Mendarat Darurat di Halim, Menhub: Sesuai Prosedur

Garuda Mendarat Darurat di Halim, Menhub: Sesuai Prosedur

Jakarta, Gatra.com - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menanggapi insiden pendaratan mendadak maskapai Garuda Indonesia di Bandara Halim Perdana Kusuma pada Jumat (22/11) siang. Budi mengatakan, belum menerima laporan kejadian itu.

Kendati begitu, Budi mengatakan, apabila tidak ada laporan yang masuk, berarti pihak maskapai sudah menjalankannya sesuai prosedur dan secara profesional.

"Saya belum mendapat laporan itu. Tentunya ini dilakukan secara profesional karena kita ada satu mekanisme, air traffic control yang kita koordinasikan di Soetta (Soekarno Hatta), mana pesawat yang harus landing. Jadi, tidak mungkin pesawat itu mendarat tanpa koordinasi," katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (22/11) malam.

Budi melanjutkan, dalam aturan penerbangan biasanya memang ada satu bandara alternatif untuk pendaratan dadakan. Bandara alternatif merupakan bandara yang paling dekat dari tempat tujuan.

"Kalau kita bicara Soetta, alternatif pertama adalah Halim. kedua, Bandung, ketiga Lampung, keempat Palembang, bahkan sampai Semarang," ujarnya.

Budi mencatat, pendaratan itu dilakukan apabila pesawat berhalangan mendarat di tempat tujuan. Hal ini dengan kondisi bandara yang padat, bahan bakar di bawah standar atau terbatas dan cuaca.

Sebelumnya dilansir Antaranews, pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 271 rute Banyuwangi-Jakarta. Seharusnya mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Namun, harus mendarat darurat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, pada pukul 11.50 WIB, karena cuaca buruk di Cengkareng.

“Bersama ini disampaikan bahwa sebagian penumpang telah diturunkan di Bandara Halim atas permintaan sendiri,” kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Ikhsan menjelaskan setelah mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, sebagian penumpang meminta untuk turun dan mengakhiri perjalanannya di Bandara Halim.

“Garuda Indonesia bersedia untuk mengakomodasi permintaan tersebut setelah berkoordinasi dengan otoritas bandara setempat serta berkoordinasi dengan ground handling yang ada di Halim,” katanya.

Garuda Indonesia tidak memiliki rute penerbangan dari dan ke Halim. Tidak memiliki izin menurunkan penumpang di Halim. Garuda Indonesia juga tidak memiliki ground handling di Halim sehingga perlu waktu untuk berkoordinasi untuk mengakomodasi permintaan penumpang tersebut.

Sesuai aturan penerbangan di domestik dan internasional, Garuda Indonesia diharuskan menerbangkan penumpang dari bandara asal hingga bandara akhir tujuan.

Namun Garuda harus melihat situasi yang berkembang di lapangan, sehingga mengizinkan penumpang untuk turun di Halim.

Saat ini, sebagian penumpang telah turun dari pesawat dan sebagian penumpang akan diterbangkan kembali ke Cengkareng setelah proses di Halim selesai.

Dari total 94 penumpang, sebanyak 69 penumpang memutuskan turun di Halim, 25 penumpang melanjutkan perjalanan ke Cengkareng.

Garuda Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh penumpang. Pendaratan yang seharusnya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng terpaksa dialihkan ke Halim untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan perjalanan para penumpang.

Garuda Indonesia juga membutuhkan waktu untuk berkoordinasi dengan otoritas dan ground handling untuk penurunan penumpang karena Halim bukan tujuan akhir (last destination) pesawat GA 271. 

249