Home Politik PDIP: Stafsus Milenial Disiapkan Jadi Pemimpin Masa Depan

PDIP: Stafsus Milenial Disiapkan Jadi Pemimpin Masa Depan

Bantul, Gatra.com – Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan keputusan Presiden Joko Widodo mengangkat staf khusus presiden dari kalangan milenial menjadi langkah tepat dalam menyiapkan pemimpin masa depan bangsa.

“Sebagai pemimpin, Presiden Jokowi yang sering turun ke bawah, langsung menangkap intisari kehendak masyarakat dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin ke depan,” jelas Hasto usai membuka rapat kerja DPC PDIP Bantul, Minggu (24/11).

Pemilihan tujuh dari 12 staf khusus dari generasi milenial juga menunjukkan bahwa Presiden Jokowi tahu bahwa generasi milenial mampu menghadapi gelombang  tantangan di masa mendatang.

PDIP juga melihat pengangkatan kalangan milenial sebagai staf presiden membuktikan Jokowi mendengarkan gerak irama kaum muda Indonesia untuk ikut berbakti bagi negara dan rakyat.

“Kami berharap, mereka dengan representasi sebagai staf khusus, mampu menggerakkan seluruh daya kreasinya dan dedikasinya bagi Indonesia,” ujarnya.

Hasto membantah pengangkatan stafsus ini terkait kedekatan Presiden Jokowi dengan orang tua atau mempertahankan oligarki.

Menurutnya, staf khusus dan wakil menteri adalah pilihan terbaik Jokowi sesuai kemampuan mereka. Selain kalangan milenial, Jokowi juga mengangkat kalangan disabilitas di kabinet dan stafsus.

“Ada juga dari mereka yang berasal dari kaum disabilitas. Ini artinya kita tak membedakan kaya atau miskin, tetapi kita lihat potensi kemampuannya,” ujarnya.

Dalam sambutannya di raker PDIP Bantuk, Hasto meminta seluruh kader merangkul masyarakat dan melakukan pendidikan politik agar Pancasila sungguh hidup.

“Ini wujud keprihatian kami atas maraknya kasus intoleransi, khususnya di Bantul yang menjadi perhatian nasional. Kami instruksikan semua kader ikut menjaga kebebasan menjalanlan agama dan keyakinannya,” ujarnya.

Bagi Hasto, DIY adalah tempat menyemai peradaban yang penuh sikap toleran tepa selira atau tenggang rasa. Ia meminta semua pihak tak merusak DIY dengan sikap-sikap kelompok tertentu yang tidak memahami nilai Pancasila di kehidupan berbangsa.

 

140