Home Ekonomi Wamendag : AS Beri Sinyal Positif Perpanjang GSP Indonesia

Wamendag : AS Beri Sinyal Positif Perpanjang GSP Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menuturkan, Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyambut positif permintaan Indonesia untuk memperpanjang pemberian Generalized System Preferences (GSP) untuk beberapa produk asal Indonesia. Dari beberapa item yang disepakati, sudah disepakati terms dan kondisinya. Saat ini dalam tahap finishing.
 
"Terdapat tiga poin yang masih dalam proses penyelesaian di antara kedua negara yaitu reasuransi, lokalisasi data, dan licensing (perizinan). Sebelumnya ada sembilan item yang sudah selesai. Ini progres yang luar biasa. Proses licensing hanya menyisakan proses penandatanganan, sedangkan penyelesaian lokalisasi melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (25/11).
 
Kemudian, Ia membantah anggapan bahwa pengenaan GSP di Indonesia dihentikan sejak diberlakukan country practice review dari Pemerintah AS sejak April 2018. "Tidak ada stop. Ini proses realisasi (perpanjangan)," ucapnya.
 
Jerry berpendapat, melalui GSP, Indonesia dan AS sama-sama diuntungkan. Indonesia mendapatkan pembebasan tarif untuk memasukkan barangnya ke Indonesia. Sedangkan AS mendapatkan barang-barang Indonesia dengan harga lebih murah, sehingga membantu industri AS untuk menekan biaya produksinya.
 
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto berencana berkunjung ke AS pada Desember. Salah satu agendanya untuk membahas finalisasi GSP. "Harapannya Desember sudah ada realisasi mengenai GSP. Ini dalam rangka menyiapkan itu," tambahnya.
 
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan, Indonesia baru memanfaatkan 836 dari 3572 pos tarif yang berhak untuk mendapatkan GSP. Made menambahkan pemberlakuan GSP kepada seluruh negara yang berhak menurut ketentuan AS menghemat biaya bea masuk sebesar US$80 juta. Hal ini akan menguntukan pelaku usaha dan konsumen AS.
 
"Mereka jadi dapat produk lebih murah, win-win. Ini kerja sama strategis yang menguntungkan dua pihak," tuturnya.
 
Berdasarkan data dari US International Trade Comission, nilai impor AS dari Indonesia yang menggunakan GSP sebesar US$2,15 miliar pada 2018. Adapun pada Januari-September 2019 nilainya mencapai US$1,68 miliar.
 
Sepuluh kelompok produk Indonesia yang memiliki nilai ekspor terbesar akibat pengenaan GSP adalah kulit dan produk kulit, produk kimia, perhiasan, elektronik, produk karet, makanan-minuman olahan, produk kayu, mesin-mesin, alat musik, serta plastik, dan produk plastik.
 
169