Home Ekonomi Chevron Bisa Tetap Kelolah Blok Rokan, Tapi Turun Kelas

Chevron Bisa Tetap Kelolah Blok Rokan, Tapi Turun Kelas

Pekanbaru, Gatra.com - Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus Lukman menyebut bahwa PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) bisa saja kembali menggarap Blok Rokan lewat skema Business to Business (B to B). 
 
"Pertamina kan main leader kan, sahamnya 51 persen. Lalu ada ketentuan participating interest 10 persen. Berarti masih ada sisa 40 persen. Di sisa ini ada skema B to B, siapa pun bisa ikut, Chevron juga bisa. Tapi tetap Pertamina yang memutuskan siapa yang layak," katanya kepada Gatra.com, Senin (25/11). 
 
Lebih jauh Indra menyebut, walau semua pihak bisa ikut dalam skema B to B melalui tender, tapi sederet hal musti dimiliki demi memperbesar peluang ikut "bermain" di Blok Rokan. Dan Indra yakin Pertamina selaku pemegang saham dominan bakal mengamati sejumlah hal sebelum menentukan partner
 
"Misalnya soal pengalaman, mana yang punya teknologi, mana yang punya Sumber Daya Manusia (SDM)  mumpuni,  mana yang memiliki kemampuan finansial, hingga mana yang memiliki strategi kedepan," urainya. 
 
Disinggung mengenai ketertarikan Lembaga Adat Melayu Riau membentuk perusahaan Adat untuk ikut mengelolah Blok Rokan, Indra menyebut dalam skema B to B siapa saja bisa menyatakan minat. Namun, Pertamina tentu akan melakukan seleksi. 
 
"Siapa saja boleh, mereka juga boleh (perusahaan Adat), swasta nasional seperti Medco juga bisa dan Chevron juga bisa. Tapi nanti kan Pertamina sebagai penentu, punya kriteria tersendiri," katanya. 
 
Blok Rokan akan dikelolah oleh Pertamina terhitung sejak berakhirnya kontrak Chevron atas blok seluas 6.264 kilometer persegi itu pada 8 Agustus 2021. Pertamina,  berdasarkan Kepmen ESDM No 1923K/10/MEM/2018 tentang persetujuan pengelolaan dan penetapan bentuk dan ketentuan-ketentuan pokok kontrak kerja sama atau production sharing contract di Blok Rokan, memang diwajibkan bekerja sama dengan mitra yang memiliki kemampuan di bidang hulu minyak dan gas. 
 
Adapun Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri menaksir, pengalihan Blok Rokan ke Pertamina bakal membuat pundi-pundi Negara membengkak hingga 2041. Gelontoran duit diperkirakan mencapai 57 miliar dollar AS atau setara dengan Rp825 triliun.
 
Tapi di sisi lain, Blok Rokan sendiri sedang mengalami penurunan produksi. Data SKK Migas menyebut, lifting minyak Blok Rokan tahun 2019 hanya 190 ribu barel perhari, turun 9,2 persen dibanding realisasi tahun 2018 yang mencapai 209.478 barel perhari. Padahal dulunya, kemampuan produksi blok kangguru ini menjadi yang terbesar di Indonesia. 
 
 
3839