Home Politik Menteri Pemberdayaan Perempuan: Hasil Kongres Jadi Acuan

Menteri Pemberdayaan Perempuan: Hasil Kongres Jadi Acuan

Semarang, Gatra.com- Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi menjadi perhatian dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sehingga mendorong kepada semua pihak untuk membantu mengurangi dan mengatasi permasalahan tersebut.

Hal itu disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati usai membuka kongres Perempuan Jawa Tengah 1 yang berlangsung di UTC Hotel Semarang, Senin (25/11).

Menurut Bintang, penurunan angka kekerasan pada perempuan dan anak memang harus dikeroyok bersama. Sehingga dirinya merasa senang senang, karena Jateng menggelar konggres perempuan ini sebagai langkah mencari solusi.

“Saya berharap, hasil konggres ini tidak hanya untuk pemberdayaan perempuan di Jawa Tengah, namun akan kami jadikan acuan dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia," kata Bintang kepada peserta kongres.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan banyaknya persoalan-persoalan yang dialami oleh perempuan menjadi pekerjaan rumah bersama yang harus di selesaikan oleh peserta kongres perempuan.

Menurut Ganjar, banyak persoalan perempuan di Jateng dimana sebanyak 8.640 perempuan yang melapor ke dirinya karena mengalami kekerasan berbasis gender, lebih 50 persen Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) di Jawa Tengah tidak memiliki akta nikah, 78 persen bercerai karena mengalami KDRT, 40 persen buta huruf, serta 56 anak mereka tidak memiliki akta kelahiran.

"Saya titip PR itu diselesaikan dalam kongres ini. Saya menyambut baik Kongres Perempuan ini dan jargon Perempuan Berdaya, Jateng Maju harapannya bisa diurai. Hadirkan perempuan-perempuan hebat di ruangan ini, lalu tiru agar mempunyai acuan yang baik," kata Ganjar

Ganjar menjelaskan Kongres Perempuan diperlukan karena diharapkan bisa menjadi solusi segala persoalan yang ada sekaligus untuk mempersiapkan perempuan menghadapi perubahan zaman agar mereka berdaya.

"Jika mereka tidak terlatih tidak bisa, sementara dunia persaingan semakin ketat. Banyak pintu yang bisa diberikan dengan keahlian yang dimiliki dari mereka yang sudah sukses atau para pendahulu. Harapannya di kongres ini dapat dirumuskan, sehingga banyak akses untuk mereka terhadap ekonomi, pendidikan, dan kesehatan," katanya.

Ganjar juga mengingatkan para perempuan dapat terus bersuara dan berbicara terutama dalam sejumlah forum penting seperti dalam musyawarah rencana pembangunan agar program pemerintah tidak maskulin, tetapi juga berprespektif gender. "Kami tunggu rekomendasi yang dihasilkan dari Kongres Perempuan Jateng I," kata Ganjar.

Sementara itu, ketua panitia kongres Nawal Arafah Yasin mengatakan, acara Kongres Perempuan I diikuti oleh 750 peserta dari seluruh kalangan elemen perempuan di masyarakat dan organisasi serta instansi.

Menurut Arafah, salah satu bertujuan acara ini adalah untuk mengenang para pahlawan perempuan dalam merebut kemerdekaan. Selain itu juga untuk menyelesaikan berbagai masalah kesenjangan yang terjadi pada kamu perempuan.

“Beberapa persoalan kaum perempuan saat ini yakni diskriminasi lapangan kerja, partisipasi politik yang rendah dan persoalan kekerasan terhadap perempuan. diharapkan dengan adanya kongres ini bisa mencari solusi atas persoalan yang terjadi terhadap perempuan” kata Arafah.

291