Home Ekonomi Strategi Menaker Agar 46 Juta Pekerjaan Baru 2030 Terserap

Strategi Menaker Agar 46 Juta Pekerjaan Baru 2030 Terserap

Semarang, Gatra.com - Sisi positif era industrialisasi 4.0 terdapat 27 sampai 46 juta jenis pekerjaan baru berpeluang tercipta sampai tahun 2030. Dimana 10 juta jenis pekerjaan di antaranya adalah jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya.
 
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, mengungkap strategi agar peluang 46 juta jenis pekerjaan baru tersebut bisa terserap. Lantaran diproyeksikan akan berimbas pada 6-29 juta orang di Indonesia harus mengikuti pelatihan lagi untuk jenis pekerjaan yang baru (re-skilling dan up-skilling) itu.
 
"Pengembangan model pelatihan baru untuk pekerjaan baru, serta program-program untuk memudahkan transisi pekerja seperti pemagangan, re-skilling, dan up-skilling," kata Menaker, disela penutupan Rakor Bidang Pelatihan dan Produktivitas 2019, di BBPLK Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/11).
 
Maka, pemerintah mencanangkan kebijakan prioritas 5 tahun kedepan, diperlukan perubahan kebutuhan keterampilan yang cepat serta upaya peningkatan kompetensi tenaga kerja agar mampu berdaya saing dan produktif.
 
"Pemerintah saat ini berfokus kepada peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan vokasi," katanya.
 
Untuk jangka pendek, kata Menaker, menekankkan adanya pelatihan vokasi triple skilling yang mampu berperan sentral karena dampaknya yang relatif lebih cepat bisa dirasakan oleh masyarakat dibanding pendidikan vokasi.
 
Kebijakan pelatihan vokasi triple skilling berfokus pada tiga sasaran utama, yakni skilling bagi penganggur, khususnya penganggur muda agar siap kerja, Re-skilling bagi pekerja ter-PHK, sebagai safety net tenaga kerja. Dan Up-skilling bahi pekerja, khususnya untuk UKM lokal dan industri pionir/terdepan (frontier), untuk meningkatkan daya saing nasional.
 
Untuk menjalankan program triple skilling, telah terdapat 305 BLK, 1.025 BLK Komunitas, 5.020 LPKS, 109 Lembaga Pelatihan K/L lain, 1.799 TC Industri yang berpotensi mampu melatih sebanyak 5.366.525 peserta per tahun. Selain itu terdapat 1.556 LSP untuk mensertifikasi 4.873.200 asesi per tahun.
 
"Sedangkan untuk menjaga kualitas lulusan pelatihan dilakukan melalui proses sertifikasi (quality control) dan akreditasi lembaga dan program (quality assurance)," katanya.
153