Home Hukum Cegah Paham Radikalisme, Libatkan Mantan Terorisme

Cegah Paham Radikalisme, Libatkan Mantan Terorisme

Medan, Gatra.com - Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI Mahfud MD dorong agar mengandeng mantan terorisme untuk turut aktif serta melakukan upaya pencegahan radikalisme. Menurutnya, hal ini akan lebih efektif dilakukan bersama orang-orang yang pernah ada didalam lingkaran terorisme itu sendiri.

Hal ini, dilakukan untuk menyebarkan pemahaman ?deradikalisasi dan terkait dengan dampak dari aksi terorisme. "Eks Napiter (napi terorisme) sudah dilibatkan dalam deradikalisasi," ungkap Menteri Kordinator Bidang Hukum?, HAM dan Keamanan (Menko Pokhukam), Mahfud MD kepada wartawan di Medan, Selasa (26/11).

Baca Juga: Usai Bom Medan, Densus 88 Tangkap 71 Terduga Teroris

Ini dikatakannya menyikapi paham radikalisme di Medan dan sekitarnya, berujung pada aksi bom bunuh diri yang dilakukan Rabbial Muslim Nasution alias Dedek (24) di Mapolrestabes Medan, 13 November lalu.

Rentetan aksi itu, 30 orang ditetapkan sebagai tersangka, dengan dua diantaranya wanita dan 3 orang tewas, termasuk Dedek. Kelompok ini diyakini terpapar paham radikalisme.

Baca Juga: Satu Lagi Jasad Teroris di Medan Belum Dimakamkan

Mahfud MD menuturkan, jika para mantan-mantan terorisme ini dirangkul memberikan pemahaman luas kepada masyarakat. Ini dilakukan guna memberikan pemahaman anti radikalisme ini.

Ini yang menurutnya, pihak Kepolisian Republik Indonesia dengan mengajak sejumlah mantan gembong terorisme berdakwah dan mensosialisasikan hal tersebut.

"Misalnya Ali Imron selalu disuruh pidato bahwa radikalisme bahaya. Karena dia adalah pelakunya. Yang lalu ada Ali Fauzi juga dilibatkan oleh polisi untuk berceramah sendiri," sebutnya.

Baca Juga: Warga Padati Pemakaman Bomber Mapolrestabes Medan

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI itu menjelaskan dengan diri para mantan eks terpinada kasus terorisme bisa berbagi cerita kepada masyarakat luas dampak negatif yang ditimbulkan disetiap aksi terorisme itu sendiri.

"Bahwa terorisme itu bahaya dan tidak menguntungkan siapa pun. Jadi dibina kemudian yang sudah sadar diminta untuk menyadarkan yang lain," pungkasnya.

Reporter: Iskandar

137