Home Kebencanaan Rohul Diterjang Banjir Bandang, Imbas Pembukaan Kebun Sawit?

Rohul Diterjang Banjir Bandang, Imbas Pembukaan Kebun Sawit?

Pekanbaru, Gatra.com -- Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Rokan Hulu di Riau, turut dipicu lajunya perkembangan perkebunan kelapa Sawit di kabupaten tersebut. Demikian dikatakan aktivis lingkungan hidup Riau, Romes Irawan Putra.

Menurut Romes, meski terdapat faktor tingginya curah hujan di bulan Desember sebagai pemicu utama banjir, massifnya alih fungsi lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit tak bisa ditepikan.

"Memang cenderung begitu kalau sudah Desember. Tapi jika dilakukan misalnya perbandingan dengan dua puluh tahun sebelumnya, banjir bukan menjadi persoalan disana. Sejak pembukaan lahan besar-besaran untuk Sawit baru kemudian muncul dampak lingkungan itu (banjir)," terangnya kepada Gatra.com, Rabu (26/11).

Romes yang juga direktur lembaga lingkungan Kaliptra ini menambahkan, dalam melakukan ekspansi perkebunan Kelapa Sawit, kaidah-kaidah lingkungan hidup cenderung terabaikan. Dia mencontohkan seringnya kawasan sempadan sungai disulap menjadi kebun Sawit.

"Ini tentu akan bepengaruh kepada tangkapan air di sepanjang daerah aliran sungai. Dampaknya, kalau hujan air mengalir deras. Susahnya lagi kebun-kebun Sawit illegal juga banyak disana," tambahnya.

Adapun Kabupaten Rokan Hulu memang menjadi sentra utama perkebunan Kelapa Sawit di Riau.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Riau pada tahun 2018. Dari 2.424.545 hektare kebun Sawit di Riau, sebanyak 422.861 hektare berada di Rokan Hulu. Angka tersebut merupakan yang terluas dibandingkan Kabupaten Se-Riau.

Sementara itu menurut Kepolisian Daerah (polda) Riau, banjir besar di Rokan Hulu mengakibatkan 674 rumah warga di Kecamatan Rambah dan Bangun Purba, terendam air. Hingga Rabu pagi ketinggian air di dua kecamatan itu rata-rata 50 hingga 150 centimeter.

Adapun penyebab terjadinya banjir bandang di Rokan Hulu, menurut kepolisian dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi di daerah hulu. Kondisi tersebut menyebabkan  air sungai Batang Lubuh menguap ke areal pemukiman warga.

356