Home Ekonomi Laba bersih PT Emdeki Utama Tbk Q3 2019 naik 6,03%

Laba bersih PT Emdeki Utama Tbk Q3 2019 naik 6,03%

Jakarta, Gatra.com - PT Emdeki Utama Tbk, perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2017 (IDX:MDKI). Perusahaan ini bergerak di bidang industri Kalsium Karbida atau karbit yang digunakan untuk pembuatan gas acetylene (C2H2).

Ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan global saat ini membayangi pertumbuhan dari beberapa negara mitra dagang utama diproyeksikan melambat. Risiko negatif terhadap prospek pertumbuhan Indonesia juga memengaruhi kinerja penjualan Emdeki Utama pada tahun 2019 ini.

Berdasarkan rilis yang diterima Gatra.com, pada kuartal III tahun 2019, Emdeki Utama mencatatkan total volume penjualan Kalsium Karbida sebesar 16.688 ton. Hingga akhir tahun 2019 diproyeksikan mencapai 20.246 ton, turun 24% dari penjualan tahun 2018.

Penurunan terbesar adalah dari penjualan ekspor sebesar 71% yaitu 7.278 ton tahun 2018 menjadi 2.106 ton tahun 2019. Akan tetapi mengingat nilai perolehan ekspor tidak memberikan keuntungan yang baik terhadap laba, Perseroan justru mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal III 2019 sebesar 6,03% yaitu dari Rp. 29,322 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp. 31,091 miliar pada tahun 2019.

Sedangkan pada akhir tahun 2019, laba Perseroan diproyeksikan meningkat 26,6% menjadi Rp42,79 miliar dari tahun 2018 yang sebesar Rp33,78 miliar.

IPO PT Emdeki Utama Tbk direncanakan untuk penhembangan dan diversifikasi usaha yaitu memproduksi Carbide Desulphuriser. Ini sebagai pengembangan usaha dan High Grade Ferro Silica untuk digunakan oleh industri baja nasional sebagai diversifikasi usaha.

Saat ini, pembangunan pabrik Carbide Desulphuriser Tahap I telah selesai dibangun di Gresik pada akhir September 2019 dan memasuki tahap produksi percobaan. Untuk pabrik Carbide Desulphuriser Tahap II di Cilegon-Banten dipertimbangkan untuk ditunda, menunggu perkembangan positif pabrik baja di wilayah Cilegon.

Rencana pembangunan pabrik Ferro Silica di Gresik dengan kapasitas 7.000 ton per tahun perlu ditunda, karena berdasar kondisi terakhir, untuk proyek Ferro Silica perlu penelaahan lebih lanjut karena berdasarkan data terakhir dan ramalan para ekonom dunia akan terjadi perlambatan ekonomi.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang lalu, disebutkan Perseroan akan melakukan pembayaran dividen. Tentunya dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan. Selain itu, tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroan untuk menentukan lain sesuai ketentuan anggaran dasar Perseroan.

Berkaitan dengan ini, mengingat investasi proyek baru masih terkendala yang menyebabkan perusahaan belum membutuhkan dana tunai tambahan. Maka setiap tahun, selama investasi belum bisa dilakukan, Direksi akan mengusulkan kepada RUPS agar hampir 100% laba bersih tahun yang bersangkutan dibagikan sebagai dividen (setelah dikurangi cadangan wajib).

567